Hencie membantah informasi soal Paslon Maryadat takut ke Jakarta karena kondisi keamanan. Selain itu, ia juga menanggapi desas-desus soal dana Maryadat sudah habis.
Langgur, suaradamai.com – Pasangan Calon Bupati Maluku Tenggara (Malra) Martinus Sergius Ulukyanan – Ahmad Yani Rahawarin atau Maryadat, memilih tidak ikut debat kandidat kedua yang digelar oleh KPU Maluku Tenggara di Jakarta pada Jumat (15/11/2024) kemarin.
Maryadat punya sejumlah alasan terkait ketdakhadirannya. Hal ini disampaikan langsung oleh Hencie Balubun, perwakilan Paslon Maryadat, kepada sejumlah awak media di Posko Pemenangan Maryadat di Langgur, Sabtu (16/11/2024).
Maryadat menilai, pemilihan lokasi debat di Jakarta tidak memiliki urgensi apa-apa. Sebab, tidak ada kejadian luar biasa di Maluku Tenggara yang memaksakan penyelenggaraan debat harus dilakukan di luar daerah.
“Di Maluku Tenggara tidak dilanda bencana alam ataukah kondisi Kamtibmas terganggu. Pada debat pertama, semua berjalan lancar-lancar saja, tidak ada gangguan, tidak ada hal yang membuat sehingga debat kedua harus di Jakarta,” ujar Hencie.
Pelaksanaan debat di Jakarta, lanjut Hencie, justru mengeluarkan uang ke daerah lain di tengah kondisi ekonomi Maluku Tenggara yang tidak baik. Daripada mengeluarkan dana untuk belanja di luar daerah, lebih baik di dalam, agar perputaran uang bisa terjadi di daerah.
“Kita kan difasilitasi oleh KPUD … yang menggunakan dana hibah dari APBD Pemda Maluku Tenggara. Kami merasa berdosa kalau kami ikut debat di Jakarta di saat daerah ini sedang susah,” ujar Hencie.
“Itu yang membuat kami lebih memilih tidak ikut debat. Kami lebih fokus bertemu dengan masyarakat, menerima keluh kesah, mendengar jeritan masyarakat. Itu yang paling penting dari pada debat di Jakarta,” tambah Hencie.
Selain itu, Hencie mengatakan, debat kandidat untuk Paslon di sebuah daerah mestinya dilakukan di daerah sendiri. Sebab, ketika terpilih, ia akan memimpin daerahnya bukan daerah lain.
“Bapak Martinus Sergius Ulukyanan dan Bapak Ahmad Yani Rahawarin dicalonkan sebagai pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara, bukan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Jakarta,” tukas Hencie.
Maryadat, lanjut Hencie, lebih senang jika debat dilakukan di ohoi-ohoi di Bumi Larvul Ngabal.
“Kalau KPU Maluku Tenggara gelar debat di Tanimbar Kei, atau ohoi lain yang masih ada dalam wilayah Maluku Tenggara, pasangan Maryadat siap ikut debat,” kata Hencie.
Maryadat takut ke Jakarta?
Hencie membantah informasi soal Paslon Maryadat takut ke Jakarta karena kondisi keamanan.
“Itu hanya isu saja yang dibangun bahwa pasangan Maryadat takut hadir di Jakarta. Ketika ketemu dengan warga, Pak Martinus sudah sampaikan bahwa ‘kami tidak kaget ke Jakarta. Dalam proses merebut rekomendasi itu kami berporses di Jakarta. Jadi tidak ada ketakutan’,” ujar Hencie.
Maryadat tidak punya uang?
Hencie juga menanggapi selentingan di media sosial yang menyebut Maryadat tidak ikut debat di Jakarta karena dana sudah habis.
“Puji Tuhan Alhamdulilah, sampai hari ini baik Bapak Martinus Sergius Ulukyanan dan Bapak Ahmad Yani Rahawarin dalam memfasilitasi pergerakan di lapangan masih menggunakan logistik sendiri,” kata Hencie.
Lagipula, lanjut Hencie, sebenarnya Maryadat tidak perlu khawatir soal dana untuk ikut debat di Jakarta. Sebab, biaya akomodasi (penginapan dan makan minum) dan trasportasi bagi peserta debat ditanggung oleh KPUD Kabupaten Maluku Tenggara.
Tetapi, Maryadat memilih tidak ikut debat kedua di Jakarta karena alasan: tidak ada urgensi, kondisi ekonomi daerah, dan debat ini untuk Calon Kepala Daerah di Maluku Tenggara.
Editor: Labes Remetwa