Oleh Inay Kristina Maranressy, M.AB, Dosen STIA Darul Rachman Tual.
Coffe Shop merupakan suatu tempat yang banyak diminati oleh kalangan dewasa maupun anak-anak muda di era milenial. Dunia perkopian, yang juga dikenal sebagai coffee shop, sedang berkembang pesat di Indonesia.
Fenomena “ngopi” telah menjadi gaya hidup bagi remaja. Saat ini, coffee shop bukan hanya tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi rumah kedua bagi banyak orang.
Munculnya banyak coffee shop ini diterima dengan baik oleh masyarakat, terutama remaja, karena dapat memenuhi kebutuhan mereka. Remaja lebih memilih untuk mengunjungi coffee shop daripada pergi ke mal, karena suasana coffee shop yang lebih nyaman dan dekorasi interior yang menarik.
Kopi bukan hanya minuman untuk memulai hari, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup baru bagi remaja yang dikenal sebagai Generasi Z. Generasi Z mempertimbangkan hal-hal yang sesuai dengan nilai-nilai mereka saat membeli kopi.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa konsukuensi mengonsumsi kopi terlalu banyak dapat membahayakan kesehatan remaja. Studi menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan meningkatkan frekuensi denyut jantung.
Remaja yang mengonsumsi kopi dalam jumlah yang berlebihan berisiko mengalami kegelisahan, gangguan tidur, dan masalah jantung. Efek kafein pada remaja dapat lebih kuat daripada pada orang dewasa karena sistem saraf mereka masih dalam tahap perkembangan.
Coffee shop juga sering menyajikan makanan dan minuman manis yang tinggi kalori. Konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya, seperti diabetes tipe dua.
Dampak dari remaja yang mengunjungi coffee shop secara teratur dan mengonsumsi minuman manis yang tinggi gula dapat mengalami gangguan metabolisme dan peningkatan kadar gula darah.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kedai kopi telah mengubah kebiasaan minum kopi di kalangan generasi muda. Meskipun coffee shop memberikan pengalaman yang menyenangkan dan tempat yang nyaman untuk berkumpul, penting bagi remaja untuk mengatur konsumsi kafein serta makanan yang dikonsumsi.
Selain membatasi konsumsi kafein serta makanan yang dikonsumsi, penting bagi remaja untuk menjaga pola hidup sehat secara keseluruhan. Mengonsumsi makanan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup merupakan faktor penting untuk menjaga kesehatan remaja.
Remaja juga perlu menyadari bahwa coffee shop bukan satu-satunya tempat untuk bersosialisasi dan berkumpul. Mereka dapat menjelajahi aktivitas lain yang menawarkan kesempatan untuk bersosialisasi, seperti bergabung dalam klub atau komunitas yang sesuai dengan minat mereka.
Dengan melakukan hal-hal yang mereka sukai, remaja dapat bertemu dengan orang-orang yang punya hobi yang sama yaitu suka nongkrong di kedai-kedai atau cafe. Dilihat dari banyak peminat yang datang di coffee shop membuat para pengusaha berminat untuk mendirikannya.
Mendirikan coffee shop bukan hanya sekadar membuat bangunan dengan menu kopi dan makanannya saja. Para pengusaha sebisa mungkin membuat bangunan yang tidak terlihat banyak di pasaran, buatlah coffee shop dengan tema yang menarik dengan kesan yang jarang orang temukan, karena hal itu akan menarik perhatian para pengunjung. Bukan hanya tempat yang harus menarik perhatian orang, tetapi juga harus ditata dengan sangat rapi dan bersih.
Berbicara tentang coffee shop, pasti terdapat kopi dalam menu dan makanan yang cocok dihidangkan bersama dengan kopi dan lainnya. Dengan banyaknya coffee shop, para pemilik pun harus mempunyai ide menu yang berbeda dari pesaingnya, dengan itu membuat pengunjung ingin coba dan mencicipi menu yang ada, karena pengunjung akan tidak merasa bosan dengan rasa yang baru dan pastinya makanan serta minuman harus higienis.
Dari sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi, cafe kini menjadi ruang sosial yang memfasilitasi berbagai aktivitas, mulai dari pertemuan bisnis hingga tempat berkumpulnya komunitas kreatif. Fenomena ini tak hanya menggambarkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan budaya yang berkembang di kota-kota besar. Adapun beberapa peran café di kota sebagai berikut:
1. Evolusi Peran Cafe dalam Kehidupan Kota
Pada awalnya, kafe dikenal sebagai tempat untuk menikmati minuman ringan, terutama kopi. Selama berabad-abad, kafe telah menjadi bagian dari ritual sosial di banyak budaya, seperti di luar negeri dengan budaya dan ciri yang khas.
Dalam beberapa dekade terakhir, kafe di kota-kota besar telah berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat untuk bersantai; mereka telah menjadi pusat acara sosial, budaya, dan profesional.
Cafe adalah tempat banyak orang pergi untuk bekerja, bekerja sama, atau sekadar berjumpa dengan teman-teman. Cafe juga menjadi tempat alternatif untuk bekerja karena tren bekerja secara digital dan remote (jarak jauh). Cafe memiliki suasana yang lebih santai daripada kantor konvensional.
2. Cafe Sebagai Ruang Sosial dan Budaya
Kemampuan kafe untuk berfungsi sebagai ruang sosial adalah salah satu alasan mengapa banyak kafe di kota-kota besar. Tempat ini ideal untuk berbagai aktivitas karena banyak kafe memiliki suasana yang nyaman, desain interior yang menarik, dan Wi-Fi gratis.
Selain itu, fenomena ini menunjukkan perubahan dalam cara orang berinteraksi satu sama lain. Cafe juga berfungsi sebagai tempat di mana orang dari berbagai lapisan masyarakat dapat bertemu dan berinteraksi tanpa batasan kelas sosial yang ketat.
Dalam banyak kasus, cafe menciptakan lingkungan yang dapat menerima berbagai komunitas. Dari komunitas seniman, pengusaha muda, hingga pekerja kreatif, cafe menjadi tempat yang mempertemukan berbagai kalangan dengan minat dan tujuan yang serupa.
3. Cultural Crossover: Kafe Lokal vs Kafe Internasional
Fenomena kafe ini memungkinkan berkembangnya berbagai konsep kafe yang lebih beragam. Di kota-kota besar, Anda dapat menemukan kafe dengan konsep yang beragam, mulai dari vintage hingga modern, serta kafe yang mengangkat budaya lokal atau internasional.
Di beberapa kota, Anda dapat menemukan kedai kopi yang menawarkan kopi dengan berbagai metode penyajian, mulai dari espresso hingga pour-over, dan makanan khas dari berbagai belahan dunia. Di sisi lain, banyak kafe yang mempromosikan produk lokal, menggunakan bahan-bahan yang berasal dari petani atau pengrajin lokal, dalam upaya mendukung ekonomi lokal dan memperkenalkan budaya kuliner lokal.
4. Cafe Sebagai Tren dan Gaya Hidup
Cafe bukan hanya sekadar tempat untuk menghilangkan dahaga atau lapar, tetapi juga telah menjadi simbol gaya hidup. Banyak orang kini datang ke cafe bukan hanya untuk menikmati kopi, tetapi juga untuk menunjukkan identitas diri mereka, berfoto di sudut-sudut estetik yang instagramable, atau sekadar mencari tempat yang nyaman untuk menghabiskan waktu.
Selain itu, fenomena ini terkait dengan tren konsumerisme yang lebih sadar, dimana pelanggan lebih suka kafe yang menawarkan pengalaman daripada produk. Hal ini mendorong pemilik kafe untuk menggunakan pendekatan yang lebih inovatif dalam desain konsep dan layanan mereka, seperti menyajikan kopi yang diolah dengan teknik terbaru atau membuat suasana yang unik untuk menarik perhatian pelanggan.
5. Pengaruh Digitalisasi dan Remote Working
Salah satu faktor penting yang mempercepat pertumbuhan jumlah cafe adalah kemajuan teknologi dan digitalisasi. Cafe menjadi tempat yang sangat ideal untuk bekerja di luar rumah karena banyak orang yang bekerja secara remote.
Koneksi internet yang cepat, suasana yang santai, dan kenyamanan yang ditawarkan oleh banyak cafe membuat tempat ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang bekerja dari luar kantor.
Fenomena “nomad digital” juga semakin mendongkrak popularitas cafe. Para pekerja lepas atau digital nomads yang berpindah-pindah tempat mencari cafe yang ramah untuk bekerja, seringkali dengan suasana yang mendukung produktivitas. Cafe kini bukan hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga sebagai ruang bagi ide-ide kreatif untuk berkembang.
6. Tantangan dan Masa Depan Fenomena Café
Meskipun cafe terus berkembang dan menjadi bagian integral dari kehidupan kota, fenomena ini juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat, terutama dengan banyaknya cafe yang bermunculan setiap tahun. Sebuah kafe dapat bertahan di pasar yang sangat kompetitif ini jika mereka melakukan sesuatu yang baru dan unik.
Selain itu, ada masalah yang berkaitan dengan keberlanjutan. Sebagai industri yang berhubungan erat dengan konsumsi produk kopi, yang mempengaruhi lingkungan dan ekonomi global, semakin banyak cafe yang menyadari pentingnya menerapkan praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat berupa penggunaan bahan daur ulang, pengurangan plastik sekali pakai, atau membeli kopi dari petani yang menerapkan pertanian berkelanjutan.
Semakin banyak kafe di kota-kota besar bukan hanya tren konsumsi. Itu juga menunjukkan perubahan dalam cara kita berinteraksi dengan lingkungan kita, beradaptasi dengan teknologi, dan menjalani gaya hidup perkotaan yang aktif.
Cafe telah berkembang dari sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi menjadi ruang sosial dan budaya yang menawarkan lebih dari sekadar minuman. Dunia kafe akan terus memiliki peran penting dalam membentuk kehidupan kota modern, dan kita dapat mengharapkan lebih banyak inovasi dan diversifikasi di masa depan.
*Opini ini merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera dan bukan merupakan tanggung jawab redaksi Suaradamai.com