Menurut sumber, beberapa bulan sebelum Pilkada, dalam berbagai kesempatan Kepala Ohoi Uwat Wear “mengancam” tidak akan memberikan bantuan apapun dari ohoi apabila tidak memilih kandidat bupati-wakil bupati tertentu.
Langgur, suaradamai.com – Kepala Ohoi/Desa Uwat Wear, Kecamatan Kei Besar Utara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, diduga tidak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada kelompok masyarakat tertentu yang tidak sejalan dengan pilihan politiknya pada Pilkada 2024 lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya, kepada Suaradamai.com, Rabu (8/1/2024).
Menurut sumber, beberapa bulan sebelum Pilkada, dalam berbagai kesempatan Kepala Ohoi Uwat Wear “mengancam” tidak akan memberikan bantuan apapun dari ohoi apabila tidak memilih kandidat bupati-wakil bupati tertentu.
“Semula kami berpikir bahwa ini hanyalah gertakan yang dia sampaikan. Karena kami yakin sungguh bahwa yang namanya memilih pemimpin adalah hak konstitusional kami yang merupakan hak asasi kami yang dilindungi undang-undang,” tutur sumber.
“Ternyata, fakta membuktikan bahwa setelah Pilkada Maluku Tenggara selesai, kepala ohoi membuktikan “ancaman” yang dia sampaikan dengan tidak menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada kami,” imbuh sumber.
Padahal, lanjut dia, nama-nama kelompok masyarakat yang tidak mendapat BLT itu juga ada dalam daftar penerima BLT.
“Ironisnya, ada beberapa orang janda dan masyarakat tidak mampu yang namanya terdaftar sebagai penerima BLT, juga tidak disalurkan hanya karena alasan tidak mengikuti pilihan politik kepala ohoi,” ujar sumber.
Ia pun meminta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dalam hal ini Polres Maluku Tenggara dan Kejaksaan Negeri Maluku Tenggara untu menangani persoalan tersebut, dan sejumlah masalah lain di Ohoi Uwat Wear.
Sumber menduga ada praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang tumbuh subur di Uwat Wear. Sebab, selain penyaluran BLT yang tidak adil, sumber menambahkan, selama Kepala Ohoi Uwat Wear menjabat sebagai kepala ohoi definitif, ia tidak melihat perkembangan positif dari sisi pembangunan fisik maupun pemberdayaan.
“Kami menduga, Laporan Pertanggungjawaban Ohoi Uwat Wear adalah fiktif dan mengada-ada. Bagaimana ohoi mau berkembang kalau kepala ohoi mempunyai tabiat seperti begini,” ujar sumber.
Sementara itu, Kepala Ohoi Uwat Wear ketika dikonfirmasi pada Rabu (8/1/2025) malam, mengaku akan memberikan keterangan keesokan harinya. Namun, hingga berita ini tayang, belum ada kabar.
Editor: Labes Remetwa