Ekosistem Laut Kei Terancam, Polikant Sampaikan Naskah Akademik MPA

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kepulauan Kei masuk dalam segitiga karang dunia atau coral triangle area.


Langgur, suaradamai.com – Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) menyampaikan satu naskah akademik tentang Marine Protected Area (MPA) – yang disusun sejak 2019 lalu – kepada Komisi II DPRD Malra saat beraudiens di ruang rapat komisi tersebut, Kamis (16/7/2020).

Untuk diketahui, MPA atau kawasan konservasi laut menurut IUCN (1988) adalah suatu kawasan laut atau paparan subtidal, termasuk perairan yang menutupinya, flora, fauna, sisi sejarah dan budaya, yang terkait di dalamnya, dan telah dilindungi oleh hukum dan peraturan lainnya untuk melindungi sebagian atau seluruhnya lingkungan tersebut.

Baca juga: BEM Polikant Gelar Program Abdi Masyarakat di Dullah Laut

Syahibul Kahfi Hamid, salah satu dosen peneliti di Polikant saat audiens menjelaskan bahwa Kepulauan Kei masuk dalam segitiga karang dunia atau coral triangle area. 37 persen spesies/jenis ikan karang dari 6000 spesies dan 78 persen spesies karang dari 800an spesies ada di segitiga karang dunia.

“Artinya kita punya sumber daya hayati laut yang sangat besar. Sangat memungkinkan bahwa kita memiliki potensi tangkapan yang sangat besar. Masalahnya adalah, tren beberapa tahun terkahir bahkan sampai penelitian terakhir saya, kalo dilihat itu 8-10 tahun kedepan itu tren tangkapan menurun,” paparnya.

“Kita lihat dari sisi perilaku, kemudian ada ilegal fishing dan lain-lain, sehingga mengakibatkan potensinya menurun,” tambah Hamid.

Karena itu, MPA atau kawasan konservasi laut merupakan langkah yang harus diambil untuk menyelamatkan ekosistem. Kawasan ini yang akan menyuplai ikan-ikan ke area lain di perairan Kei, kata Hamid.

Baca juga: Manfaatkan PKM, Polikant Kembali Berdayakan Nelayan Tangkap Ohoi Namar

Upaya penerapan MPA dilakukan Polikant sejak tahun 2017. Polikant melakukan penelitian awal dengan mengumpulkan respon masyarakat pesisir terkait rencana konservasi laut. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar masyarakat setuju dengan alasan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sumber daya laut.

Terkait lokasi MPA, Hamid mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan kajian berdasarkan aktivitas penangkapan, penyebaran biomasss, dan lain-lain. Mereka mendapati beberapa lokasi yang punya potensi sangat besar untuk dijaga. Polikant memilih perairan di wilayah adat Ratschaap Danar dan Ratschaap Nufit (Somlain) sebagai kawasan konservasi  laut.

Menurut Hamid, aktivitas penangkapan di kawasan ini terbilang sedikit dibandingkan kawasan lainnya. Selain itu, penyebaran biomass juga sangat tinggi. “Kita bisa tahu sendiri bahwa Tabob (penyu belimbing) mencari makan di sana,” kata Hamid memastikan bahwa kawasan yang dipilih itu subur.

Editor: Labes Remetwa

Baca juga: Begini Cara Poltek Perikanan Tual Cegah Covid-19

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU