” Cara perhitungan skala sangat berguna kitika saya ingin mengubah gambar ukuran kecil ke gambar ukuran lebih besar,” Pungkas dia.
Langgur, suardamai.com – Seni tertinggi guru matematika adalah mengurangi, menambahkan, dan membagi kegembiraan dalam ekspresi kreatif dan pengetahuan. Itulah pilihan kata atau diksi yang cocok untuk menggambarkan Emus Selvis Larmawata (ESL) seorang guru matematika, pelukis, juga penyair sekaligus Pemain Musik yang berdomisili di Kelurahan Lodar El, Kecamatan Dulla Selatan.
Emus kecil sudah tertarik dengan pelajaran matematika, tak jarang ia menjuarai beberapa olempiade matematika di kabupaten maupun di provinsi.Ketertarikan dia pada matematika membawanya untuk terus menekuni bidang itu.
“Setelah tamat SMA 1 Tual, saya putuskan untuk kuliah di Unpati jurusan matematika,” ungkap dia.
Pria kelahiran Tual itu mengaku, selama kuliah ia tidak pernah bergabung pada komunitas seni manapun. Ia bergabung saat kembali ke tual dan mengajar di SMA Ronevan Tual.
“Selama 4 tahun mengajar, saya dipertemukan dengan Athyo dan Ulpex yang adalah pelukis, dari pertemuan itu kami bentuk komunitas lukis Kei Fine Art ,” terang ESL, nama seni dari Emus.
Berbekal kemampuan autodidak (belajar mandiri), ia mulai menerima orderan lukis yang menyita waktu mengajarnya. Ia lalu diperhadapakan pada dua pilihan sulit antara menjadi guru atau pelukis.
“Melalui pertimbangan matang, saya putuskan untuk menjadi pelukis. Saya rasa bersalah ketika selalu terlambat bahkan tidak mengajar hanya karena menerima orderan lukis,” Jelas dia
Ia keluar dari lingkungan disiplin ilmu yang disukai lalu memberanikan diri untuk serius di dunia seni dan telah mengikuti berbagai pameran atau perlombaan seni rupa mural di Maluku.
Siapa sangka kini ia menjadi seorang seniman yang mendapatkan penghasilan dari karya lukis yang ia buat.
“Saya dan ulpex lukis di Ohoi Renfaan dan Rumadian, saya juga lukis di Debut,Watlar, Lar dan berbagai dinding tembok, di Kota Tual dan Maluku Tenggara,” kata ESL,
Emus seperti menyulap warna-warni ke dalam laut, batu karang, tabob ( penyu belimbing), lat (anggur laut).
Pemandangan seperti itu sudah cukup membuat dinding penuh dengan genangan cat.
Beberapa objek yang abstrak pun terlihat misterius. Ia suka sekali melukis ikon di kepualauan kei. Lalu, dengan satu goresan kecil, ia bisa membuat langit jingga menutupi pemandangan hijau dibalut dengan keindahan bunga.
“Yang bisa saya lakukan adalah melihat semua hal dan mengubahnya menjadi seni,” ungkap dia.
Buat apa ” Kata dia “ saya lukis cewek telanjang untuk terlihat seksi, sedangkan tabob, lat , karang terlihat lebih indah. Perspektif saya, Lat, tabok lebih seksi.
Bagi Emus, matematika dan painting (lukis) memiliki hubungan yang erat.
” Cara perhitungan skala sangat berguna ketika saya ingin mengubah gambar ukuran kecil ke gambar ukuran lebih besar,” Pungkas dia.
ESL kini bergabung dalam komunitas Bengkel Sastra Nuhu Evav ( BSNE ). ia telah menghasilkan beberapa puisi untuk ditampilkan dalam treatikal dan musikalisasi puisi di beberapa tempat termasuk Festival budaya Wab.
Editor: Petter Letsoin