“Hanya agama saja yang membedakan kita, tetapi pada sesungguhnya kita adalah satu – ya’a rak o i, o rak ya’a i,” ujar Bupati Malra M. Thaher Hanubun.
Langgur, suaradamai.com – Terhitung sudah 14 tahun berlalu, pembangunan Gereja Katolik St. Theresia Somlain di Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, terkatung-katung.
Mulai dibangun sejak 2006 dan entah kapan rampung, membuat umat semakin tidak sabar. Mereka ingin segera beribadah gereja tersebut.
Dalam kunjungannya di Ohoi Somlain, Bupati Malra M. Thaher Hanubun dan jajarannya dibuat kaget dengan adanya seuntai kata “kapan selesai?” yang terpampang lesuh pada dinding gedung Gereja Katolik Santa Theresia Stasi Somlain, Paroki Ohoidertutu.
Tulisan itu terukir bukan tanpa alasan. Di baliknya, melekat harapan besar dari segenap umat setempat.
Setiap Imam (Pastor) saat memimpin misa di gereja ini, pun dibuat terpukau berurai air mata, kala memandang ke arah tulisan itu. Tapi apa daya, tangan tak sampai.
Waktu demi waktu berlalu, hanya doa berbalut harapan yang senantiasa memicu komitmen dan semangat umat untuk bisa menyelesaikan bangunan gereja itu.
Akhirnya, penantian panjang di balik pertanyaan “kapan selesai?” pembangunan gedung Gereja St. Theresia Somlain, terjawab sudah.
Janji untuk membantu menyelesaikan pembangun gedung Gereja Somlain melalui anggaran daerah, diucapkan sang nahkoda Kabupaten Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun, Senin (17/2/20).
Raut wajah bahagia dan sukacita tampak di kala jawaban itu hadir di tengah kegelisahan masyarakat Ohoi Somlain.
“Pikiran yang saya ucapkan menyatu jadi satu dari hati. Nanti ada petugas Pekerjaan Umum (PU) yang datang ambil data untuk dianggarkan biayanya untuk diselesaikan,”
“Tapi tidak tahun ini. Jadi jangan lagi bawa proposal cari uang kemana-mana lai, cukup dan biarkanlah ini menjadi kewajiban saya,” janji Bupati.
Bupati secara langsung juga meminta para anggota DPRD yang hadir dalam kunjungan itu untuk membantu masyarakat Somlain.
“Saya tinggal minta persetujuan DPRD, mudah-mudahan mereka setuju. Dan saat ini mereka ada dan mendengar permintaan di atas woma-pusat kampung ini. Supaya ketika saya mengajukan, mereka langsung menyetujuinya, maka selesailah sudah,” ujar Bupati.
“Saya mau masuk surga, anggota DPR juga pasti ingin masuk surga. Mari Katong buat kebaikan,” tambahnya.
Bupati menegaskan, bahwa dirinya akan terus berjuang untuk membangun Maluku Tenggara. Termasuk rumah-rumah ibadat.
“Saya mau tunjukan bahwa kamong (kalian) adalah saya dan saya adalah kamong. Hanya agama saja yang membedakan kita, tetapi pada sesungguhnya kita adalah satu – ya’a rak o i, o rak ya’a i,” ujar Hanubun. (gerryngamel/tarsissarkol)