Ini Langkah Warga di Kei Besar Mencegah Covid-19

Warga Kei Besar meminta Pemkot Tual dan Pemkab Malra tingkatkan kerjasama cegah Covid-19 di Kepulauan Kei.


Elat, suaradamai.com – Ancaman virus corona di Indonesia semakin besar. Per Minggu (5/4/2020), virus ini sudah merebak ke 32 provinsi. Ada penambahan 181 kasus positif corona sehingga mencapai 2.273, yang meninggal akibat corona 198, dan sembuh 164.

Di Maluku, belum ada kasus baru yang terkonfirmasi namun ada peningkatan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Per (2/4/2020) sebanyak 150 orang berstatus ODP dan sembilan orang PDP.

Sementara data hari ini, Minggu (5/4/2020) di Kota Tual jumlah ODP ada delapan orang dan dua PDP sedangkan di Maluku Tenggara terdapat dua ODP dan satu PDP.

Perkembangan virus corona di Tual dan Malra tidak mengkhawatirkan karena terjadi pengurangan dua orang berstatus ODP di Tual – dari 10, sekarang delapan. Sedangkan di Malra kondisi yang saat ini bertahan sejak Minggu (29/3/2020) lalu.

Meskipun demikian, tercatat jumlah penumpang yang turun di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur dan Pelabuhan Yos Sudarso Tual masih terus bertambah.

Hal inilah yang menjadi sumber kecemasan bagi masyarakat termasuk warga di Pulau Kei Besar.

Adapun langkah yang diambil – sejauh pantauan awak media ini – di Kei Besar adalah tinggal di hutan, melaksanakan ritual adat, berperilaku hidup sehat, dan melarang orang tak dikenal masuk kampung – terutama dengan tujuan berdagang.

Warga cukup terusik dengan kedatangan pelaku perjalanan di kampung. Ada sebagian masyarakat yang memilih untuk tinggal sementara di hutan sampai wabah corona mereda. Di sana mereka memanfaatkan hasil alam untuk bertahan hidup.

Ada kepercayaan masyarakat bahwa wabah merupakan bentuk hukuman dari Tuhan dan leluhur. Untuk itu harus dilakukan ritual adat seperti sob lor untuk menangkal virus. Hal ini dilakukan termasuk oleh masyarakat Ohoi Wulurat.

Warga di Kei Besar juga mengikuti anjuran pemerintah terkait perilaku hidup sehat, seperti mencuci tangan,  makan sehat, berolahraga, dan berjemur.

Mobilitas penduduk yang tinggi turut membantu penyebaran virus semakin cepat. Masyarakat di Kei Besar seperti di Ohoi Yamtimur melarang orang tak dikenal – terutama dengan tujuan berdagang – masuk kampung.

Kinerja pemerintah harus ditingkatkan

Sekretaris Ohoi Ohoiwirin Herwigius Teturan mengapresiasi langkah pemerintah daerah melakukan berbagai tindakan penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona di Maluku Tenggara. Ia berharap, langkah yang sudah diambil dapat ditingkatkan lagi.

Kifli Yorbulan, warga Ohoi Lumajang juga angkat bicara. Menurutnya, kerjasama Pemkot Tual dan Pemkab Malra perlu ditingkatkan untuk mencegah penyebaran virus corona di Kepulauan Kei. Ia juga mengimbau masyarakat untuk ikut anjuran pemerintah.

Salah satu warga Ohoi Wulurat Kecamatan Kei Besar Blasisius Sarkol, mendesak pemerintah kecamatan agar mengikuti instruksi Pemkab Malra, khususnya menangani masyarakat yang datang dari luar. Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian, terutama pulang pergi Kei Besar.

Reporter: Tarsi Temorubun/ Penulis: Labes Remetwa/ Editor: Labes Remetwa


Warga mengambil langkah tinggal di hutan, melaksanakan ritual adat, membatasi kedatangan orang, dan berperilaku hidup sehat.

1 KOMENTAR

  1. Ada indikasi kelompok baru disebut Hidden Carrier adalah orang yg merasa kehilangan indra penciuman.tidak dapat mengenal bau Dan Indra perasa ke hilangan rasa apa saja…manis Asin tdk terasa…kelompok ini layaknya orang sehat namun dalam tubuh mereka sdh Ada virua corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU