Untuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat, TPAKD Malra bersama OJK mendorong berdirinya ohoi wisata di Kabupaten Maluku Tenggara.
Langgur, suaradamai.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku menyatakan, program kerja Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Maluku Tenggara dalam upaya peningkatan inklusi keuangan pada tahun 2019 berjalan baik. Hanya saja beberapa program harus menghadapi sejumlah kendala.
Adapun program Inklusi merupakan program nasional yang terdiri dari One Agent One Village (satu agen satu desa), gerakan tabungan Simpanan Pelajar (SimPel), dan program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Kepala OJK Provinsi Maluku Ronny Nazar merincikan pada bulan November 2019, tercatat agen layanan keuangan mencapai 198 agen yang tersebar di 48 desa.
“Jumlah tersebut meningkat 141,46 persen atau sebanyak 116 agen dari posisi Desember 2018 yang sebesar 82 agen,” jelasnya.
Gerakan tabungan SimPel, sebut Nazar, tercatat sudah 5 Bank penyelenggara Tabungan SimPel di Malra, diantaranya PT. BPD Maluku dan Maluku Utara, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Negara Indonesia, PT. Bank Mandiri dan PT. BPR Modern Express.
Menurut Nazar, keberadaan 5 bank tersebut dibarengi dengan telah diikutkan 90 institusi pendidikan dengan jumlah rekening sebanyak 3.801 Rekening. Total nominal tabungan tersimpan sebesar Rp 476,10 juta.
“Saldo tabungan SimPel meningkat sebesar 57,46 persen dari posisi Desember 2018 yang sebesar Rp 302,37 juta menjadi Rp 476,10 juta pada bulan November 2019,” rincinya lagi.
Sedangkan, untuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat, TPAKD Malra bersama OJK mendorong berdirinya ohoi wisata di Kabupaten Maluku Tenggara.
“Untuk mengembangkan ohoi wisata yang ada, Kantor OJK Maluku bersama TPAKD Malra telah menyusun buku Roadmap pengembangan ohoi wisata Kabupaten Maluku Tenggara. Buku dimaksud telah diserahkan saat rapat Pleno TPAKD Kabupaten Maluku Tenggara pada 4 November 2019 kepada Bupati Maluku Tenggara, Thaher Hanubun,” katanya.
Sebagai dukungan bagi TPAKD, kantor OJK Maluku juga melaksanakan Capacity Building pelaku usaha wisata bersama TPAKD Malra berupa pelatihan pembuatan event skala lokal dan pelatihan pembuatan cenderamata berbahan alam.
TPAKD Hadapi Kendala
Meski dinilai berhasil, Nazar mengaku bahwa pada tahun 2019 lalu, ada beberapa kendala dihadapi TPAKD Malra. Misalnya, kendala program satu agen satu desa, masih tebatasnya ketersediaan jaringan telekomunikasi internet (HSDPA3G), jaringan listrik dan sarana transportasi di daerah pedesaan.
“Hal tersebut membuat Bank kesulitan melakukan penetrasi membentuk Agen Laku Pandai ke daerah-daerah pelosok pedesaan,” sebutnya.
Kendala pada program tabungan SimPel, kata Nazar, kendalanya adalah partisipasi aktif dari sekolah dan orangtua siswa masih rendah. Mayoritas rekening dan saldo tabungan ini terpantau tidak aktif.
“Atas kendala ini, saya sarankan agar program tabungan simpanan pelajar dipadukan dengan program bantuan kesiswaan seperti pemberian beasiswa maupun bantuan lain yang berasal dari APBD. Begitu juga Jaringan perbankan yang terbatas untuk menjangkau wilayah – wilayah kepulauan dan remote area,”sarannya.
Nazar mengingatkan, peran pemerintah daerah menjadi sentral utama, terutama dinas terkait harus mendorong gerakan simpanan pelajar.
Nazar menegaskan, upaya perluasan akses keuangan melalui gerakan SimPel, agen layanan keuangan melalui Laku Pandai dan penyaluran kredit di sektor prioritas yang telah diimplementasikan dari tahun 2017 hingga 2019, senantiasa menjadi perhatian TPAKD Kabupaten Malra dalam keberlanjutan program kerja pada tahun 2019.
“Sinergitas antara pemerintah daerah, industri jasa keuangan dan stakeholder terkait harus tetap dilakukan sehingga berbagai persoalan akses keuangan dapat terselesaikan,” imbaunya. (gerryngamel/tarsissarkol)
KOMENTAR TERBARU