Legislator Dorong Pemda Malra dan Tual Bantu Mahasiswa di Perantauan

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Selain pemerintah dan DPRD, mahasiswa berinisiatif menggalang dana bagi mahasiswa asal Kei di perantauan lewat kitabisa.com.


Tual/Langgur, suaradamai.com – Di tengah ketidakpastian ekonomi dalam situasi pandemi corona saat ini, muncul keluhan dari mahasiswa asal Kei yang kuliah di luar daerah. Cukup banyak mahasiswa yang sudah pulang dengan alasan masalah keuangan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Kei Kota Surabaya Christian Rettob, dalam video berdurasi 8 menit 30 detik yang diunggahnya di media sosial facebook (19/4/2020) lalu, menjelaskan bahwa akibat mewabahnya virus corona, mahasiswa Kei mengalami kesulitan terutama dari sisi ekonomi.

“Contohnya Aqua tabung ini. Sebelum adanya pandemi Covid-19 harganya Rp 3.000. Sekarang harganya Rp 4.000. Berarti ada penambahan Rp 1.000. Hal yang ama terjadi pada bahan makanan lain di pasar,” kata Christian pada menit ke 2 detik 9.

Ia menambahkan, tidak semua mahasiswa Kei yang kuliah di luar daerah, khususnya di Kota Surabaya berasal dari keluarga mampu. Tidak sedikit juga yang kurang mampu.

Keluhan juga datang dari Mahasiswa Kei di Yogyakarta. Moses Yerwuan bersama sejumlah temannya menyampaikan bahwa banyak mahasiswa Kei di Yogyakarta berkuliah sambil bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.

Meski begitu, saat ini banyak di antara mereka sudah berhenti kerja akibat mewabahnya virus corona. Sementara itu, tuntutan hidup seperti biaya kos dan makan minum harus terpenuhi.

Menanggapi kondisi mahasiswa di perantauan, pimpinan DPRD Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kota Tual angkat bicara.

Ketua DPRD Kota Tual Hasan Syarifuddin Borut mengatakan bahwa pihaknya sejak awal terus mendorong pemerintah daerah melakukan pergeseran anggaran untuk menangani persebaran dan dampak virus corona.

Terkait bantuan bagi mahasiswa di rantau, Alan – sapaan Borut – mengatakan bahwa pemerintah sementara melakukan kajian sambil berkoordinasi dengan pemerintah daerah lain supaya mengidentifikasi pelajar atau mahasiswa yang kuliah di luar daerah.

“Pola penanganannya mereka (pemerintah) masih berdiskusi, tetapi yang pasti sudah ada perhatian ke sana (pelajar dan mahasiswa). Sedang dalam masa pendataan saat ini,” katanya.

Alan menambahkan, salah satu hambatan yang dialami DPRD dan Pemkot Tual adalah penyesuaian terhadap banyaknya regulasi yang diterbitkan pemerintah pusat.

“Anggaran yang digunakan untuk penanganan Covid-19 di Kota Tual sejak awal menggunakan BTT atau dana tanggap darurat,”

“Untuk penyesuaian (anggaran) selanjutnya, pemerintah daerah sementara melakukan penyesuaian karena regulasi di tingkat pusat juga mengalami perubahan,” papar Alan.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua II DPRD Malra Johanis Bosko Rahawarin. Menurut Bosko sejumlah mahasiswa secara pribadi dan organisasi juga telah menghubunginya.

“Ada mahasiswa di Jogja mengatakan bahwa, ‘saran kami lebih baik memperhatikan yang ada di Kei terhadap penanganan dan sebagainya. Di sini masih cukup pangan dan pemda juga memperhatikan.’ Tetapi sebagian besar juga meminta perhatian dari pemerintah daerah,” tutur Bosko.

Ia menambahkan, saat ini DPRD dan Pemkab Malra tengah mengusahakan pergeseran anggaran seperti yang dilakukan di Kota Tual. Pemkab juga sementara menyiapkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat.

Menyadari kondisi yang menimpa mahasiswa, Lusi M. Ohoiwutun bekerjasama dengan kitabisa.com membuka donasi bagi mahasiswa Kei di perantauan.

“1 langkah kecil anda, membantu mahasiswa/i Maluku Tenggara yang tetap berjuang bertahan di tanah rantau dalam situasi seperti ini. 1 langkah kecil anda, membantu mahasiswa/i Maluku Tenggara agar tetap berjuang di tanah rantau tanpa harus balik ke daerahnya yang tentu beresiko. 1 langkah kecil anda, membantu meringankan orang tua nelayan dan petani dari mahasiswa/i Maluku Tenggara yang berada di pulau Jawa. Dengan bantuan langkah kecil dari anda, kita semua tentu berharap mahasiswa/i Maluku Tenggara yang tetap bertahan di pulau Jawa memperoleh makanan dan tetap bertahan di daerah rantau (Pulau Jawa),” tulis Luci di laman kitabisa.com.

Klik di sini untuk berdonasi lewat gerakan seribu rupiah bagi mahasiswa/i di luar Kei. (kitabisa.com)

Editor: Labes Remetwa


Pemda dan DPRD tengah melakukan pergeseran anggaran dengan memperhatikan regulasi dari pemerintah pusat yang terus berubah.

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

1 KOMENTAR

  1. Assalamualaikum..wr..wb
    salom
    Yang kami hormati Bpak ibu, soadara/i sekalian
    Perlu saya sampaikan bahwa, kami Himpunan Mahasiswa Maluku Tenggara ( HIPMMAT) berada di rantau yang menjunjung tinggi di bangku pendidikan di (Maluku utara / Kota Ternate) secara pemerhati dan secara keterpanggilan moril meminta kepada pemerintah daerah untuk melihat dan memperhatiakn kondisi kami saat ini. Sebab dalam wabah ini membuat kami kesulitan dalam kebutuhan yang krisis ini.
    Karena kita melihat jalur ekonomi daerah ke daerah juga ditutup bahkan kinerja para nelayan, buru dan pegawai lainya juga hambak dalam pekerjaan ini sehingga ia menimpa terhadap kami mahasiswa yang lagi dirantau. olehnya itu kami memintah agar pemerintah daerah membantu kami dalam situasi dan kondisi ini. insha allah dari tekstual ini semoga bisa dilihat dan diperhatikan oleh pemerintah daerah. Sekian dan terima kasih.
    Billahi taufiq walhidaiyah wr..wb

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU