Warna ungu yang muncul pada petatas ini disebabkan oleh kandungan antosianin dan antioksidannya yang berkhasiat bagi kesehatan bahkan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Suaradamai.com – Ubi ungu merupakan jenis umbi-umbian yang berasal dari Jepang. Ubi ungu memiliki nama latin Ipomoea batatas L. Ubi ungu populer dengan nama purple yam, purple sweet potato, hingga Okinawa sweet potato, merujuk pada tempat asal dan bentuknya yang serupa kentang. Di Maluku, masyarakat menyebutnya dengan petatas ungu.
Petatas ungu memiliki banyak perbedaan yang sangat mencolok dari ubi jalar biasa. Selain warnanya yang ungu, aroma petatas ungu juga cenderung lebih khas. Rasanya juga variatif, mulai dari sangat manis, agak manis, agak pahit hingga pahit.
Warna ungu yang muncul pada petatas ini karena memiliki kandungan antosianin dan antioksidannya yang berkhasiat bagi kesehatan bahkan dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Seperti dimuat di blog.sayurbox.com baru-baru ini, petatas ini memiliki 140 kalori, 27 gram karbohidrat, 1 gram protein, 0,1 gram lemak, 4 gram serat, 0,83% kebutuhan harian sodium, 13,5% kebutuhan harian potasium, 2% kebutuhan harian kalsium, 4% kebutuhan harian zat besi, 40% kebutuhan harian vitamin C dan 4% kebutuhan harian vitamin A yang tentunya berfungsi bagi kesehatan tubuh.
Berikut ulasan manfaat petatas ungu bagi kesehatan yang direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian RI.
1. Ternyata dapat membantu turunkan tekanan darah karena terdapat kandungan antioksidan di dalamnya.
2. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa jenis ubi ini bisa menyehatkan usus, karena terdapat pati resisten yang mampu meningkatkan Bifidobacteria (bakteri baik pada usus).
3. Memiliki beberapa kandungan seperti serat, antioksidan, mineral, dan Vitamin B sehingga membantu mengendalikan peradangan jantung dan pembuluh darah.
4. Mampu mencegah berbagai jenis kanker pada manusia, karena memiliki antosianin efek antioksidan, anticarcinogenik dan anti-inflamasi.
5. Dapat membantu menjaga imunitas tubuh, meredakan peradangan, menjaga hati tetap sehat, mengurangi berat badan hingga penuaan dini.
Editor: Henrik Toatubun