Setiap saat ‘Tol Laut’ masuk Pelabuhan Elat, pasti akan ada muatan barang yang diturunkan. Sebagai timbal balik, maka harus ada pula muatan yang dinaikan dari Elat.
Langgur, suaradamai.com – Kementerian Perhubungan RI telah menyetujui dan menambahkan Pelabuhan Elat di Elat, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, sebagai salah satu trayek ‘Tol Laut’ di kawasan Timur Indonesia.
Namun, kabar gembira itu sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat setempat untuk memanfaatkan trayek “Tol Laut”.
Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Andreas Widya Kusuma mengungkapkan, keberadaaan “Tol Laut” menjadi bagian tak terpisahkan dari kepentingan semua Instansi negara, baik dari pusat hingga provinsi dan kabupaten/kota.
Keberadaanya secara nasional untuk menciptakan konektivitas antar wilayah. Turut berperan dalam kelancaran, pemerataan dan efesiensi distribusi logistik yang pada gilirannya menciptakan keseragaman harga barang bagi masyarakat di setiap pelosok wilayah NKRI.
“Barang-barang itu bisa diangkut dengan pilihan angkutan laut yang sangat banyak, seperti Perintis, kapal putih, ataupun kargo reguler. Tetapi Tol Laut hadir sebagai penyeimbang (disparitas) harga distribusi kebutuhan pokok, yang pada akhirnya meringankan beban ekonomi masyarakat menengah ke bawah,” jelasnya saat ditemui wartawan, di sela-sela Rakor OPD Perhubungan Provinsi Maluku yang berlangsung di Ballroom Grand Villia Langgur, Senin (24/2/20).
Menurut Widya, ‘Tol Laut’ adalah suatu pilihan tepat bagi masyarakat di wilayah kepulauan Kei Besar. Pilihan ini juga seiring, tidak ada angkutan kontener lain yang masuk di Elat.
Widya menegaskan, setiap saat ‘Tol Laut’ masuk Pelabuhan Elat, pastinya akan ada muatan barang yang diturunkan. Tetapi kemudian sebagai timbal balik, maka harus ada pula muatan yang dinaikan dari Elat.
“Untuk muatan balik itu bisa melalui komoditas unggulan yang dimiliki masyarakat wilayah Kei Besar, seperti kopra ataupun ikan bisa juga dimuat oleh Tol Laut,” katanya.
Oleh karena itu, melalui Rakor Forum OPD Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, akan menghasilkan sinergitas bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat, guna memaksimalkan hubungan penyediaan infrastruktur maupun hasil produksi sebagai muatan balik ‘Tol Laut’ dari Pelabuhan Elat. (gerryngamel/tarsissarkol)