Tual, Suaradamai.com – Menekuni profesi nelayan haruslah memiliki mental yang kuat sebab kerap dihadapkan dengan berbagai persoalan dan kendala saat melakukan aktifitas melaut karena hasil yang didapat tidaklah menentu.
Hal ini dikemukakan salah satu nelayan asal Desa Fiditan Kota Tual, Robo Rahayaan, ia mengatakan terkadang dirinya mampu mendapatkan hasil tangkapan dengan jumlah yang banyak namun di lain waktu dihadapkan pula dengan hasil tangkapan yang tidak sesuai harapan.
Selain persoalan hasil tangkapan, persoalan harga ikan yang tidak stabil juga sangat mempengaruhi pendapatannya dari melaut dan untuk mengantisipasi dampak kerugian setiap harinya hasil tangkapan ikannya dilepas ke pengepul ikan dengan harga yang relatif murah dari harga pasaran.
“Katorang pigi kadang adakalanya kalau tidak rejeki bisa dua malam baru katong pulang, kalau ada rejeki berarti satu malam saja, pagi sudah pulang, kalau dapat banyak katong sering bawa box yang 100 liter itu yang bantuan dari perikanan, kalau rejeki full bisa dua box, katong sering jual kalau tidak pengepul yang datang ambil, katong juga biasa jual sistem tumpuk ada yang lima puluh bahkan seratus ribu tergantung ukuran dan banyaknya ikan.
Rahayaan berharap harga penjualan ikan di Kota Tual menjadi stabil dan aktifitas melaut bisa dilengkapi dengan alat pancing yang menunjang sehingga aktifitas melautnya dapat berjalan dengan baik.