Kurang lebih satu tahun terakhir, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat telah gencar melakukan sosialisasi kepada para pedagang dan masyarakat.
Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Tual telah mendorong sistem pembayaran digital di pasar dengan menggunakan QRIS.
Kurang lebih satu tahun terakhir, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat telah gencar melakukan sosialisasi kepada para pedagang dan masyarakat.
Meski demikian, menurut Kepala Dinas Perindag Tual Darnawati Amir, penggunaan QRIS di pasar tradisional masih terkesan lambat dan belum maksimal.
“Kita sudah satu tahun melakukan upaya edukasi kepada para pedagang, kepada juga masyarakat, dibantu dengan pihak-pihak bank. Bahkan kita sudah memberikan akses kepada bank untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat, terutama yang nasabahnya, untuk menggunakan QRIS di outlet-outlet dagangan. Tetapi memang penggunaan QRIS di pasar tradisional ini masih sangat rendah,” ujar Darnawati kepada wartawan di Tual, Kamis (5/1/2023).
Ia menambahkan, QRIS menjadi perhatian penting Kementerian Dalam Negeri agar bagaimana transaksi jual beli di pasar tradisional itu mulai menggunakan akses digital.
Penggunaan QRIS di Tual, lanjut Darnawati, hanya dilakukan para pedagang pada awal-awal masa sosialisasi, tetapi setelah itu dengan kurangnya jumlah pembeli yang menggunakan akses digital, maka para pedagang tidak lagi menggunakan barcode QRIS untuk pembayaran.
“Banyak pedagang yang awal-awal saja mereka menaruh barcode QRIS-nya di etalase, setelah itu tidak lagi. Jadi memang butuh ekstra efort (dukungan) untuk masyarakat lebih tersosialisasi menggunakan akses pembayaran digital ini,” tukas Darnawati.
Darnawati menambahkan saat menggunakan QRIS, pedagang maupun pembeli sama-sama diuntungkan. Selain bisa membayar hingga ke nilai satuan rupiah, juga bisa bertransaksi tanpa pembayaran tunai, yang tentu saja lebih aman.
Edtor: Labes Remetwa
Baca juga: