Mendag menyampaikan, ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dan berpotensi tumbuh hingga mencapai delapan kali lipat di tahun 2030.
Suaradamai.com, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas mengenai Hilirisasi Ekonomi Digital yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kamis (10/06/2021) di Jakarta. Keterangan pers tersebut disiarkan lewat chanel youtube Sekretariat Kabinet RI.
Dalam keterangan pers itu Mendag menyampaikan, ekonomi digital Indonesia memiliki prospek yang sangat baik dan berpotensi tumbuh hingga mencapai delapan kali lipat di tahun 2030.
“Pertumbuhan ekonomi digitalnya itu sendiri akan tumbuh delapan kali lipat dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun. E-commerce akan memerankan peran yang sangat besar, yaitu 34 persen atau setara dengan Rp 1.900 triliun. Kemudian diikuti oleh beberapa hal yang sangat penting, yaitu B2B (business-to-business) dengan besaran 13 persen atau setara dengan Rp 763 triliun, health-tech akan berfungsi menjadi Rp 471,6 triliun atau delapan persen dari pertumbuhan,” ungkap Mendag.
Mendag menambahkan, untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24.000 triliun pada tahun 2030.
“Indonesia akan mempunyai GDP besar lebih dari 55 persen daripada GDP digital ASEAN, jumlahnya kira-kira Rp 323 triliun dan akan tumbuh menjadi Rp 417 triliun pada tahun 2030,” terang Mendag.
Lanjut Mendag, masih terdapat banyak potensi yang terbuka untuk ekonomi digital. Misalkan, meskipun ekonomi digital Indonesia berkontribusi sebanyak empat persen terhadap PDB nasional tahun 2020, tetapi sektor industri makanan-minuman dengan nilai Rp 3.669 triliun baru bisa terlayani oleh e-commercedengan nilai Rp 18 triliun.
Untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital tersebut menurut Mendag,terdapat sejumlah hal yang harus ditingkatkan di antara infrastruktur telekomunikasi serta perlindungan konsumen digital.
“Tenaga kerja/SDM kerja yang berketerampilan khusus di bidang teknologi juga merupakan salah satu pilar dasar yang penting, ekosistem inovasi juga penting untuk menghidupkan digital ekonomi tersebut, juga pelayanan publik, ekonomi digital, dan tata kelola dan strategi digital yang baik,” papar Mendag.
Menutup keterangan persnya, Mendag menekankan, terkait hilirisasi ekonomi digital, Indonesia juga harus dapat memanfaatkan perkembangan teknologi gelombang baru seperti teknologi 5G, IoT (internet of things), blockchain, artificial intelligence, dan cloud computing.
“Kita berharap ekonomi digital ini akan memperbaiki pertumbuhan Indonesia,” tutup Mendag.
Editor: Henrik Toatubun