Sebelum menjadi Anggota DPR Papua Barat, Putra Kampung Merieb ini memulai kariernya sebagai guru di SD Inpres Merieb selama lima tahun setelah lulus dari STIH Manokwari pada 2012.
Bintuni, suaradamai.com – Agustinus Orocomna, putra asli Kampung Merieb, Distrik Merdey, Kabupaten Teluk Bintuni, resmi dilantik sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPRP) pada 6 Oktober 2025 di Manokwari.
Perjalanannya dari dunia pendidikan, organisasi kemasyarakatan, hingga ke dunia politik kini membuahkan hasil, setelah sebelumnya sempat gagal saat maju dalam pemilihan DPRK Teluk Bintuni tahun 2014.
Pria kelahiran 3 Agustus 1986 dan anak ketiga dari sebelas bersaudara ini, memulai kariernya sebagai guru di SD Inpres Merieb selama lima tahun setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari pada 2012.
Agus aktif di berbagai organisasi, di antaranya ia pernah menjabat sebagai Ketua BEM STIH Manokwari, Wakil Ketua Ikatan Mahasiswa Arfak Kabupaten Manokwari, hingga bergabung dengan Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Tujuh Suku pada 2021.
Pada 2022, ia mendirikan Forum Anak-Anak Peduli Otsus (Forapelo) Teluk Bintuni, sebagai wadah perjuangan bagi anak-anak asli Papua untuk terlibat aktif dalam pembangunan daerah.
“Setelah kita mendirikan forum itu, banyak hal yang kita perjuangkan, lebih khusus yang berpihak kepada Orang Asli Papua. Kita juga kaderkan anak asli Papua yang sebagian kini ada di DPRK maupun MRP, dan juga kita dorong ke birokrasi sebagai kepala OPD,” ujar Agus kepada suaradamai.com di kediamannya.
Fokus Perjuangan: DBH Migas dan Kesejahteraan OAP
Setelah resmi duduk di kursi DPR Papua Barat, Agus menyampaikan fokus utamanya adalah memperjuangkan keadilan Dana Bagi Hasil (DBH) Migas bagi masyarakat Teluk Bintuni, khususnya masyarakat adat tujuh suku.
“Saya sangat apresiasi dengan Bapak Bupati Teluk Bintuni yang menerima dan ikut memperjuangkan aspirasi masyarakat adat Sebyar terkait DBH Migas. Ini menjadi pergumulan panjang saya. Karena meskipun Bintuni sebagai daerah penghasil, tapi kita hanya dapat 22 persen. Itu tidak layak,” tegas Agus.
Agus menargetkan agar DBH Migas untuk Teluk Bintuni bisa meningkat menjadi 40–50 persen. Ia juga menyoroti pentingnya realisasi 10 persen untuk masyarakat Sebyar serta pengalokasian Participating Interest (PI) 10 persen ke Teluk Bintuni.
“Saya masih pegang janji Pak Menteri Bahlil pada ulang tahun Teluk Bintuni tahun ini di SP5, bahwa PI 10 persen akan diberikan tahun 2026. Sekarang saya sudah dilantik, saya akan dorong itu. Ini bukan soal Bintuni saja, tapi bagaimana menghargai kami sebagai daerah penghasil. Karena kalau gas ini habis, yang jadi korban itu kami,” ungkap Agus.
Pendidikan, Kesehatan, dan Pemberdayaan OAP
Dalam menjalankan tugasnya, Agus juga berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak Orang Asli Papua (OAP) melalui tiga sektor utama: pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan.
Di bidang pendidikan, Agus mendorong adanya afirmasi khusus bagi OAP di sekolah-sekolah kedinasan seperti Akmil, Akpol, IPDN, hingga sekolah kedokteran dan sekolah penerbangan.
“Itu harus diperuntukan bagi Orang Asli Papua. Kenapa begitu? Lewat pendidikan dasar seperti itu mereka pulang untuk mengabdi untuk di Tanah Papua. Dan mereka uga membawa nama baik Papua dan juga mereka itu yang akan mendamaikan Tanah Papua,” ujar Agus.
Di bidang pemberdayaan, ia menyoroti pentingnya pembangunan rumah layak huni, sanitasi, serta akses air bersih bagi masyarakat pesisir dan pegunungan.
Selain itu, Agus juga mendorong program Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar masyarakat OAP tidak hanya bergantung pada birokrasi, tetapi juga bisa berkembang menjadi pengusaha.
Sementara di bidang kesehatan, perhatian besar diberikan pada penanganan stunting di daerah terpencil, terutama karena minimnya fasilitas seperti puskesmas, pustu, air bersih, dan jamban.
“Kita harus bangun komunikasi baik dengan Bupati, Gubernur, supaya dana Otsus yang dikucurkan di Tanah Papua ini harus benar-benar bermanfaat untuk masyarakat Orang Asli Papua yang ada di Teluk Bintuni,” tegas Agus.
Infrastruktur dan Transportasi Jadi Prioritas
Agus juga menyoroti pentingnya pembangunan akses transportasi di Teluk Bintuni yang merupakan kabupaten terluas di Papua Barat.
Ia menyebut wilayah seperti Moskona Barat, Merdey, Biscoop, dan Masyeta dan sekitarnya, membutuhkan perhatian serius baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi.
“Saya juga berharap untuk kami dorong dari provinsi, mungkin teman-teman dari sini dorong dari kabupaten. Akses itu lebih penting. Kalau akses bagus, jalan bagus, jembatan bagus, ekonominya bagus,” kata Agus.
Imbauan untuk Persatuan dan Dukungan Pembangunan
Menutup wawancara, Agus mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama masyarakat tujuh suku, untuk bersatu mendukung program-program pembangunan di Teluk Bintuni.
“Saya mengajak semua masyarakat, baik Papua maupun Nusantara, untuk mendukung Pak Bupati Yohanis Manibuy, kami di DPRP, dan Gubernur. Yang penting kita bicara baik, jangan abaikan hak-hak masyarakat adat. Tapi selebihnya kita dukung program strategis nasional seperti MBG, sekolah rakyat, koperasi, dan investasi lainnya. Jauhkan ego dan kelompok-kelompok. Untuk kesejahteraan masyarakat Teluk Bintuni, mari kita jalan sama-sama,” pungkas Agus.
Editor: Labes Remetwa
Klik DI SINI untuk ikuti VIDEO BERITA dari Kabupaten Teluk Bintuni