Setiap bulan Malra membutuhkan sekitar 600 ton beras dan semuanya didatangkan dari luar daerah.
Langgur, suaradamai.com – Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara berkerja sama dengan TNI-Polri menyiapkan kebun manunggal atau “ve’e kes yang” sebagai perbekalan masyarakat setempat dalam masa pandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Bupati M. Thaher Hanubun saat pencanangan “ve’e kes yang” yang dilaksanakan di depan kantor Bupati, Sabtu (11/7/2020).
Menurut Bupati, di Maluku Tenggara, ketergantungan pangan dari daerah luar masih sangat tinggi. Setiap bulan Malra membutuhkan sekitar 600 ton beras dan semuanya didatangkan dari luar daerah.
“Berdasarkan kenyataan tersebut, sekaligus dalam upaya penanganan dampak ketahanan pangan akibat Covid-19, maka pemerintah daerah bekerja sama dengan TNI-Polri menyiapkan kebun manunggal, kebun tangguh dan kampung tangguh,” papar Bupati.
“Selamat datang di ve’e kes yang, bekal masa depan untuk Maluku Tenggara. Tanah yang terbentang ini, luasnya kurang lebih 11 hektare dan masih ada lagi tanah-tanah di tempat lain yang sudah ditanam oleh TNI-Polri dan masyarakat,” ujar Bupati.
Ve’e kes yang depan kantor Bupati ini diolah oleh perangkat daerah dan masyarakat tak mampu (mayarakat marginal) yang kehilangan lahan dan diberi kesempatan bertani. Masyarakat yang terlibat adalah sebanyak 277 Kepala Keluarga yang berasal dari Ohoijang dan Watdek. Masing-masing perangkat daerah juga membuat sar (pondok) pada masing-masing petak kebun sesuai hasil undian yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Tanaman yang ditanam sangat beragam, ada ubi kayu, ubi jalar, semangka, jagung, kelapa, dan mangga.
Selain menjaga ketahanan pangan, kegiatan menanam di ve’e kes yang, kata bupati, merupakan upaya Pemda Malra dalam rangka menghidupkan kembali nilai-nilai adat budaya suku Kei seperti tradisi maren sebagai modal sosial dalam mengisi kegiatan pembangunan di Malra.
Acara penanaman tanaman pangan lokal di ve’e kes yang diawali dengan ritual adat oleh tokoh adat dan doa bersama oleh empat tokoh agama, juga merupakan upaya mengaktifkan tiga tungku yakni adat, agama, dan pemerintahan.
“Hari ini kita kembali sejenak ke adat budaya Kei, hari ini kita mengingat kembali tradisi budaya leluhur kita dan hari ini kita mengenang kembali budaya Maren (kerja sama/gotong royong) yang telah diwariskan leluhur kepada kita,” ungkap Bupati.
Untuk diketahui, pembuatan kebun manunggal atau ve’e kes yang di Malra mencapai 26 hektar dan tersebar di Ohoi Danar, Elaar Let, Semawi, lokasi Polres Malra dan lahan kosong depan kantor Bupati Malra.
Editor: Labes Remetwa