SMA SAKA Langgur bersaing dengan 23 sekolah menengah di Maluku Tenggara. Mereka meraih juara I di hampir seluruh mata lomba.
Langgur, suaradamai.com – SMA Sanata Karya Langgur berhasil mempertahankan posisinya sebagai juara umum pada lomba Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
SMA SAKA meraih juara umum selama dua tahun berturut-turut, 2020 dan 2021, pada lomba yang digelar Cabang Dinas Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kabupaten Maluku Tenggara.
Lomba tersebut dilaksanakan selama beberapa hari jelang HUT ke-76 PGRI. Lokasi lomba tersebar di sejumlah sekolah menengah di Langgur.
SMA SAKA Langgur bersaing dengan 23 SMA/MA/MAN/SMAK, dan SMK se-Malra, merebut juara pada sembilan mata lomba, yakni Kimia, Matematika, Geografi, Ekonomi, Astronomi, Debat Bahasa Indonesia, Debat Bahasa Inggris, Musikalisasi Puisi, Ilmu Kebumian, dan TIK.
Menjadi sekolah tertua di Kabupaten Maluku Tenggara, menurut Kepala Sekolah SMA SAKA Langgur RD. Lopez Sirken, merupakan suatu tantangan tersendiri. Namun sekolah yang kini berusia 65 tahun itu mampu membuktikan kualitasnya sebagai salah satu sekolah terbaik di Bumi Larvul Ngabal.
SMA SAKA mendapat juara I hampir di semua mata lomba. Sekolah Katolik itu menduduki posisi pertama di lomba Debat Bahasa Indonesia, Debat Bahasa Inggris, Kimia, Matematika, Geografi, dan Astronomi. Kemudian posisi kedua pada mata lomba Musikalisasi Puisi, Ilmu Kebumian, Matematika, dan Kimia. Serta juara III pada lomba TIK, Ekonomi, dan Astronomi.
“Dari akumulasi itu, maka SMA SAKA tahun ini masih memegang piala bergilir,” kata Romo Lopez kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (25/11/2021).
Prestasi tersebut, menurut Romo Lopez, merupakan hasil dari persiapan yang matang. Sebelum mengutus anak asuhnya, pihak sekolah melakukan penjaringan siswa-siswi terbaik. Kemudian mereka ditempa selama tiga minggu sebelum perlombaan.
“Jadi yang keluar mewakili sekolah itu sudah disiapkan. Murni. Bukan karena kedekatan dengan guru atau orang tua. Benar-benar hasil perjuangan para siswa,” ungkap Romo Lopez.
Bagi dia, lomba dan prestasi hanya merupakan sarana untuk menghasilkan lulusan bermental petarung. Sebab ketika lulus, lulusan tidak berhadapan dengan nilai-nilai, tetapi dengan kehidupan yang keras.
“Perlombaan itu membentuk karakter mereka untuk menjadi pribadi-pribadi petarung, siap menghadapi zaman,” pungkas Romo Lopez.
Editor: Labes Remetwa