
Sembari membagikan buku ia juga berdialog dengan anak-anak, mendiskusikan cerita, dan menanamkan kecintaan terhadap membaca.
Suaradamai.com – Di era digital seperti sekarang, akses terhadap buku semakin mudah melalui berbagai platform daring. Namun, bagi sebagian anak di pelosok Italia, mendapatkan buku masih menjadi tantangan. Di sinilah peran Antonio La Cava menjadi sangat berarti.
La Cava seorang mantan guru sekolah dasar asal Ferrandina, Matera, di Italia selatan. Setelah mengabdi sebagai pendidik selama 42 tahun, ia pensiun pada tahun 2000. Kemudian mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan literasi melalui Bibliomotocarro, sebuah perpustakaan keliling yang mengantar buku langsung ke desa-desa terpencil di usia 50 tahun.
La Cava mulai menjalankan Bibliomotocarro pada tahun 2003 sejak saat itu, ia terus berkeliling di Italia bagian selatan untuk menyebarkan literasi kepada anak-anak yang memiliki akses terbatas terhadap buku.
La Cava, menyadari bahwa banyak anak di daerah pedesaan tidak memiliki akses yang cukup terhadap buku bacaan. Setelah pensiun, ia memodifikasi kendaraan roda tiga miliknya menjadi perpustakaan mini yang dapat menampung ratusan buku. Uniknya menggunakan lonceng kecil untuk memberi tahu anak-anak bahwa perpustakaan kelilingnya telah tiba.
Sembari membagikan buku ia juga berdialog dengan anak-anak, mendiskusikan cerita, dan menanamkan kecintaan terhadap membaca.
Upaya La Cava ini tidak hanya disambut baik oleh anak-anak, tetapi juga oleh masyarakat setempat yang merasa terinspirasi oleh dedikasinya. Ia percaya bahwa membaca adalah hak fundamental setiap anak dan harus diakses oleh semua kalangan tanpa hambatan.
Menurut Cava bibliomotocarro bukan sekadar perpustakaan berjalan, tetapi juga simbol harapan dan semangat dalam menanamkan budaya literasi. Dedikasinya telah mendapat apresiasi luas, baik di Italia maupun di kancah internasional.
Dengan inisiatifnya, telah membuktikan bahwa satu orang dapat membawa perubahan besar. Perpustakaan kelilingnya terus bergerak, mengantarkan ilmu dan inspirasi bagi generasi penerus.
Selain itu, ia juga aktif berbagi pengalamannya melalui platform seperti TEDxMilano, di mana membahas pentingnya membawa budaya ke daerah terpencil dan peran buku dalam pendidikan.