Sejarah Kokat (padi) di Ohoi (desa) Ohoira (sebuah mite turun temurun).
Suaradamai.com – Sejarah Kokat (padi) di Ohoi (desa) Ohoira (sebuah mite turun temurun).
Alkisah pada zaman dahulu, diceritakan sebuah kampung tua bernama OhoÃsalin. Nama Ohoisalin berasal dari dua kata yaitu ohoi dan salin. Kata ohoi artinya kampung dan salin artinya mengintip.
Secara keseluruhan makna kata ohoisalin adalah kampung mengintip.Ohoisalin disebut kampung mengintip karena para tetua Ohoira dulu, selalu mengintip apakah ada orang baru yang masuk di kampung ohoisalin atau tidak.
Masyarakat Ohoisalin bekerja sebagai petani. Mereka setiap harinya selalu membersihkan lahan untuk bercocok tanam.
Pada suatu hari, ada seorang nenek bernama nenek Kok sedang mencabut rumput di halaman rumahnya. Tiba-tiba, dia melihat satu rumput yang warnanya berbeda dengan rumput-rumput lain.
Dia berencana membawa rumput itu ke rumahnya untuk dipelihara agar bisa dituai buahnya.
Ketika rumput itu bertumbuh dan berbuah, nenek Kok menunggu sampai buah itu kering supaya dijadikan bibit.
Setelah ditanam kembali, bibit itu akhirnya bertumbuh dan menghasilkan buah yang sangat banyak.
Dia mengambil buah itu dan dijemur lalu ditumbuk. Kemudian ditampi dan dimasak.
Nenek Kok berencana untuk memberi makanan tersebut untuk anjing piaraannya.
Dia berpikir, jika diberikan kepada anjing lalu anjing itu mati, berarti makanan tersebut beracun.
Namun kenyataannya anjing itu tidak mati saat memakan makanan itu.
Akhirnya dengan senang hati nenek tersebut memberi nama tanaman itu kokat.
Nama tersebut diambil dari namanya sendiri, yakni kok dan menambah kat dibelakangnya. Kat adalah kaleng atau wadah tempat sang nenek menyimpan tanaman tersebut.
Pada akhirnya tanaman itu diberi nama kokat. Masyarakat Ohoira menjadikan kokat sebagai bibit turun temurun dari generasi ke generasi.
Generasi Ohoira yang menceritakan dan mengembangkan kokat disebut yamlim. Dalam menanam dan menuai kokat, yamlim selalu menerapkan semangat maren atau gotong royong.
Maren dilakukan supaya masyarakat saling membantu menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat.
Selain itu, dalam proses menanam padi, masyarakat Ohoira biasanya menyanyikan sebuah lagu dengan syair demikian:
O, o, o kk lain ntal am human naswai o, wai o
Human naswai o ntut ursiuw lor Iim, human naswai o.
Wai, yo, lantero su n’yeb, tob yumai damar su n’yeb o
N’yeb o, dammar su n’yeb o kok hwe antel dammar n’yeb o
N’yeb o wuaro vit nab nut nab lai kan van vait tul o
Tulo van vait tulo denras kot bal kan van vait tulo
Tulo dit vut limab vel kat how sun kabanya huanoooo
Huanoo, banya huan ngil tonar der kkaban nya huan o
Lagu tersebut menceritakan kokat yang ketika dimasak terasa enak dan harum baunya, sampai tercium oleh seluruh yamlim.