
“Sekarang teripang itu termasuk salah satu organisme yang dilindungi. Artinya perdagangan teripang saat ini tidak bisa lagi yang diambil dari alam, tetapi harus dari hasil budidaya,” Ketua Prodi TBP Polikant Dr. Nally Y. G. F. Erbabley, S.Pi, M.Si.
Langgur, suaradamai.com – Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) melalui Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan (TBP) mendorong pengembangan budidaya teripang di Ohoi/Desa Sitniohoi, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Maluku.
Upaya itu dilakukan menindaklanjuti kegiatan Focus Group Discussion (FGD) antara Polikant dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan mitra industri tentang pengembangan teripang, pada 25 November lalu.
Ketua Prodi TBP Polikant Dr. Nally Y. G. F. Erbabley, S.Pi, M.Si, mengatakan, pemilihan Sitniohoi sebagai lokasi pengembangan teripang dikarenakan desa tersebut memiliki lima dari tujuh jenis teripang ekonomis penting.
Praktek pemanfaatan teripang di Sitniohoi, lanjut Dr. Nally, selama ini dilakukan dengan cara penangkapan di alam oleh nelayan setempat. Jika dilihat dari ketersediaan jumlah populasi teripang di perairan Sitniohoi, kata Dr. Nally, memang masih cukup banyak.
Namun, menurut dia, prakek penangkapan secara terus menerus tentu akan berdampak buruk pada jumlah populasi teripang dan keberlanjutan usaha teripang.
Sebab itu, Prodi TBP mulai mendorong pengembangan teripang yang berkelanjutan di Sitniohoi. Upaya itu diawali dengan melakukan sosialisasi tentang prospek budidaya dan teknik budidaya teripang. Termasuk aturan perdagangan teripang.
“Sekarang teripang itu termasuk salah satu organisme yang dilindungi. Artinya perdagangan teripang saat ini tidak bisa lagi yang diambil dari alam, tetapi harus dari hasil budidaya,” ungkap Dr. Nally kepada Suaradamai.com, via telepon, Selasa (5/12/2023).
“Maka bagaimana Prodi TBP menyikapi itu, sehingga memberikan sosialisasi, support (dukungan), dan masukkan kepada masyarakat untuk melakukan budidaya teripang,” tambah Nally.
Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan lewat program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Sosialisasi dipusatkan di Ohoi Sitniohoi, pada Sabtu (2/12/2023), dengan meilbatkan 30an peserta, terdiri atas unsur pemerintah ohoi dan masyarakat setempat yang berkecimpun di bidang perikanan.
Nally menambahkan, masyarakat Sitniohoi cukup antusias untuk membudidaya teripang. Sebelumnya, lanjut Nally, masyarakat setempat sudah pernah melakukan aktivitas budidaya komoditi tersebut, tetapi saat ini lebih banyak aktivitas penangkapan.
“Budidaya teripang ini tidak sulit. Metode (budidaya) tidak sulit, mudah dikerjakan. Hanya butuh pengawasan ketat,” kata Nally menjelaskan upaya mereka mengubah kebiasaan masyarakat Sitniohoi dari penangkapan ke budidaya.
Masyarakat setempat, kata Dr. Nally, merespon positif kegiatan tersebut. Bahkan, ada satu dua warga yang pada kesempatan itu mengatakan akan mencoba untuk membuka usaha budidaya teripang.
“Dari sosialisasi kemarin itu, mereka mulai melirik (usaha budidaya teripang),” ungkap Dr. Nally.
Ia menambahkan, saat ini, pihaknya sementara menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Ohoi Sitniohoi untuk menjadikan ohoi tersebut sebagai desa binaan Prodi TBP Polikant.
Editor: Labes Remetwa