Karnaval lintas budaya ini seperti membangun optimisme pariwisata Asmat bangkit kembali, setelah dua tahun terusik pandemi.
Agats, suaradamai.com – Karnaval lintas Budaya yang dihelat Pemerintah Kabupaten Asmat dan Gereja Katolik Keuskupan Agats berlangsung meriah. Para peserta mengenakan pakaian adat, juga menampilkan ragam kebudayaan Indonesia.
Pembukaan karnaval ditandai dengan penghamburan kapur ke udara, yang dilakukan Bupati Asmat Elisa Kambu, didampingi Ketua DPRD Provinsi Papua, Kapolres Asmat, dan ketua panitia penyelenggara Festival Asmat Pokman.
“Terima kasih untuk kita semua yang menyemarakan Festival Asmat Pokman yang ke 35. Acara ini ada karena kita semua. Ada pengukir, ada penari, pendayung perahu, penganyam, ada kelompok masyarakat semua,” ucap Bupati Asmat di Lapangan Yos Sudarso, Sabtu (8/10/2022).
Sebanyak puluhan peserta ikut memeriahkan karnaval tersebut. Mereka yang hadir berasal dari berbagi lintas etnis, mulai dari Papua, Maluku, Sulawesi, NTT, Jawa, hingga Sumatera. Selain disaksikan oleh warga lokal, gelaran ini sukses menarik minat wisatawan.
Diketahui kelompok yang memeriahkan festival tersebut adalah, Grup Kesbangpol, Grup Tifa Beriten, Penguyuban Biak, Distrik Fait, penguyuban Flobamora, Etnis Batak, Distrik Betcbamu, Grup Maluku, Distriks Atsj, Distrik Sawa Erma, Pulau tiga, Joerat.
Kemudian, Penguyuban Jawa, Sunda, Madura, Distrik Unir Siriau, Etnis Tanimbar, Penguban Luwu Raya, Grup Laporo, Grup Cuambak, Group Wakatobi, Suku Marind, Kerukunan Keluarga Sulut, Distrik Agats, Kerukunan Keluarga Sorong Raya, Group ISBI, Grup Asmat Aites, dan Grup Pimbirci.
Walau panas terik, tak menyurutkan semangat peserta karnaval. Itu terpancar dari antusiasme mereka mengikuti karnaval kebudayaan. Sepanjang jalan tampak padat dipenuhi penonton. Tak ayal, pedagang pun turut ketiban berkah dari karnaval yang digelar dalam rangka Festival Asmat Pokman.
Mengusung tema “merawat alam, tumbuhkan ekonomi kreatif” betul-betul tergambar. Karnaval lintas budaya ini seperti membangun optimisme pariwisata Asmat bangkit kembali, setelah dua tahun terusik pandemi.
Editor: Labes Remetwa