Jumlah proposal mahasiswa penelitian menigkat. Polikant meraih prestasi gemilang dalam ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2023. Perwakilan kampus biru mendapat medali perak dan menempati urutan ke-23 secara nasional.
Langgur, suaradamai.com – Segudang prestasi terus dicetak oleh mahasiswa Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) dalam beberapa tahun belakangan.
Hal itu makin memotivasi mahasiswa kampus biru semester awal untuk mengikuti berbagai ajang kompetisi hingga tingkat nasional, salah satunya yakni dalam kegiatan penelitian.
Salah satu prestasi paling berkesan yang pernah diraih oleh Polikant di bidang ini adalah mendapat medali perak pada ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) tahun 2023.
Kala itu, Polikant merupakan satu-satunya perguruan tinggi dari wilayah Indonesia timur (Maluku-Papua-NTT) yang meraih juara dalam program riset mahasiswa itu. Perwakilan kampus biru bahkan menduduki urutan ke-23 secara nasional.
Rupanya prestasi tersebut makin memotivasi mahasiswa semester awal untuk terlibat dalam kegiatan penelitian.
Dari sisi jumlah, Ketua Panitia Pekan Ilmiah Mahasiswa (PIM) Polikant Hendro Hitijahubessy menyebutkan, setiap tahun jumlah proposal mahasiswa meningkat.
Hal tersebut, lanjut Hendro, dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain bertambahnya jumlah dosen bergelar doktor dan tentunya prestasi gemilang saat Pimnas 2023.
Hendro menyebut, jumlah proposal yang diajukan mahasiswa pada tahun 2021 yakni sebanyak 12 proposal. Kemudian bertambah menjadi 14 proposal pada 2022, 16 proposal pada 2023, dan 22 proposal tahun ini.
Peningkatan jumah proposal itu, kata Hendro, menunjukkan bahwa animo mahasiswa dalam mengikuti kegiatan penelitian makin baik.
Lewat PIM, Polikant berupaya melatih mahasiswa melakukan penelitian. Sekaligus, mempersiapkan mahasiswa mengikuti kompetisi serupa di tingkat nasional (Pimnas).
Setiap tahun Polikant menggelontorkan anggaran sebesar Rp40 juta, untuk mendanai 10 proposal dari kelompok mahasiswa.
PIM Polikant 2024
Tahun ini, ada 22 kelompok mahasiswa mengajukan 22 proposal penelitian di bidang sosial humaniora dan riset eksakta. Hasilnya 10 kelompok lolos seleksi.
“Total ada lima proposal sosial humaniora dan ada 17 proposal yang mengusulkan penelitian berbasis eksakta. Hasilnya sembilan proposal riset eksakta lolos dan satu riset humaniora,” ungkap Hendro.
Hendro menuturkan, pihaknya tidak menerima proposal begitu saja. Ada proses yang harus diikuti peserta, yakni Roadshow. Pada tahap ini mahasiswa diperkenalkan tentang program riset mahasiswa.
Selanjutnya, mahasiswa mengikuti workshop/pelatihan tentang cara menyusun proposal dan melakukan penelitian. Terakhir, proposal mereka akan diseleksi ketat oleh tim dosen yang bergelar minimal doktor sebelum akhirnya disetujui.
Sebagai informasi, dalam satu kelompok riset mahasiswa, minimal beranggotakan 3-5 orang. Anggota setiap kelompok pun harus lintas angkatan, dan atau lintas program studi.
“Minimal 3-5 mahasiswa dalam satu kelompok. Itu mahasiswa setiap kelompok berbeda-beda. Jadi kita berharap semua mahasiswa berperan aktif,” jelas Hendro.
Selain itu, ia menambahkan, pihak kampus memprioritaskan program ini kepada mahasiswa semester I dan III. Tujuannya agar melatih mereka belajar menyusun proposal dan melakukan penelitian sedini mungkin.
“Sebelum 22 Desember nanti, mahasiswa sudah harus mengumpulkan hasil penelitiannya berupa publikasi di jurnal ilmiah atau paten,” kata Hendro.
Editor: Labes Remetwa