Bawang Lokal Malra Lebih Sehat dari Bawang Impor

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Masyarakat masih menilai tampilan luar. Sama seperti dulu menganggap sayur yang sehat adalah yang tidak cacat.

Langgur, suaradamai.com – Produk bawang merah Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Provinsi Maluku lebih sehat dibandingkan bawang impor. Hal itu diketahui dari kandungan residu kimia bawang merah Malra lebih rendah dan kandungan minyak atsiri yang tinggi.

Residu kimia ini berasal dari proses bertanam. Para petani di Kabupaten Maluku Tenggara menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya pada taraf yang rendah sehingga residu kimia sedikit.

“Kesehatan jauh lebih baik, lebih mahal, lebih bernilai. Kalau di daerah produksi bawang merah (impor), kita masuk di lokasinya itu bau pestisida sudah sangat tajam,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku Tenggara Felix Tethool  di ruang kerjanya, Selasa (4/2/20).

Selain residu kimia, kandungan minyak atsiri bawang merah Malra lebih tinggi dari bawang impor. Ini dibuktikan dari hasil peneilitan Balitbang Makassar. Secara fisik juga dapat diketahui dari aroma. Bawang merah Malra memiliki aroma yang lebih tajam.

Ada beberapa rumah makan di Malra yang memesan khusus bawang merah lokal karena lebih harum dibandingkan bawang impor.

Tethool menambahkan, pandangan publik sekarang ini hanya menilai tampilan luar. Warna merah dan bulat lebih disukai. Sedangkan warna agak kekuningan dan ukuran lebih kecil seperti bawang merah Malra, kurang diminati.

Menurut Tethool permasalahan yang sama mereka jumpai juga saat dulu memberikan sosialisasi tentang sayur yang sehat.

“Dulu orang lebih cenderung lihat warna hijau mengkilap dan tidak cacat. Sekarang orang sadar bahwa, oh, ternyata untuk melihat sayur yang sehat itu sayur yang ada hama makan sedikit, bentuknya tidak menarik,” tuturnya.

“Ini kita berproses,” tambah Tethool.

Untuk diketahui, hasil penelitian menunjukkan bawang merah berpotensi menjaga keseimbangan gula darah dan membantu mencegah infeksi bakteri. Karena senyawa sulfur, quercetin dan flavanoid yang terkandung di dalamnya, bawang merah sangat bermanfaat sebagai anti bakteri.

“Dalam bawang merah yang terkupas kulitnya mengandung berbagai macam bahan alami seperti minyak atsiri, sikloaliin, merilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin, saponin, peptide, fitohormon, vitamin, protein, lemak, kalsium, fosfor dan zat pati seperti yang terkandung dalam lengkuas,” ujar dr. Vivi Kurniaty Tjahjadi, M.Si, pakar herbal, dikutip dari jitunews.com.

Kandungan flavonglikosida berfungsi sebagai antiradang, antibakteri, serta menurunkan panas sehingga tidak heran bawang merah dapat mengatasi flu.

Namun ada hal yang perlu diingat, studi menunjukkan bahwa bawang merah yang sudah diiris dan simpan dalam waktu yang lama akan mengurangi manfaatnya. Jadi sebaiknya hanya mengupas bawang merah ketika akan dimasak atau dikonsumsi saja.  (timred)

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU