Bawang merah varietas tajuk yang diproduksi di Kei memiliki ciri yang sama seperti di Nganjuk, Jawa Timur.
Langgur, suaradamai.com – Petani asal Ohoi (Desa) Yafawun, Nor Tharob menyatakan, sejak menggeluti usaha bawang merah, para petani di Abean Raya, Kabupaten Maluku Tenggara menggunakan benih bawang merah varietas Tajuk. Varietas ini kemudian menjadi unggulan petani di wilayah tersebut.
Menurut Tharob, para konsumen di Kepulauan Kei sering membanding-bandingkan kualitas bawang merah lokal (varietas tajuk) dengan produk dari luar (varietas Bima dan Brebes). Padahal, lanjut Tharob, bila diamati secara saksama kualitas varietas tajuk jauh lebih baik daripada varietas lainnya.
Tharob menuturkan, beberapa tahun lalu, dirinya bersama dengan sejumlah petani menelusuri sumber benih varietas tajuk di Nganjuk, Jawa Timur, guna memastikan kualitas bawang tersebut.
“Saat di sana yang kami temui, ya memang warna dan jenisnya sama seperti yang ditanam di Kei. Jadi, kalau kita mau warnanya sama dengan jenis Bima atau Brebes, maka kita harus ganti varietas. Tetapi belum tentu varietas Bima dan Brebes itu cocok dengan lahan yang ada di Kei ini,” katanya.
Tharob katakan, meski memakai pupuk yang berkualitas sekalipun, tetapi bawang merah varietas Tajuk memliki kandungan warna yang memang tidak kemerahan, melainkan kekuningan dan bentuknya bulat. Sedangkan soal aroma pedisnya yang tajam, jauh lebih baik daripada kualitas varietas lainnya.
“Kalau kita mau ganti dengan varietas lainnya, syukur kalau cocok dengan kondisi tanah di sini. Apalagi biaya produksi bawang merah ini kan tidak murah, sehingga bagi saya kita tetap bertahan dengan varietas tajuk saja,” ujarnya.
Menurut Tharob, masa simpan bawang merah ini cukup lama. Jika varietas lain, hanya sekitar dua bulan, tajuk mampu bertahan sampai dengan 7 bulan. Hal itu dipengaruhi oleh masa tanam. Lama tanam varietas tajuk sampai 52 hari atau setidaknya 2 bulan baru bisa dipanen. Sedangkan jenis lainnya, kurang lebih sekitar 42 hari sudah dipanen.
Bawang Merah Varietas Tajuk
Diberi nama tajuk karena merupakan kepanjangan dari tanaman Jawa dari Nganjuk.
Dihimpun dari berbagai sumber data Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk menjelaskan, Bawang merah varietas Tajuk merupakan bawang merah hasil introduksi dari Thailand yang memiliki umur panen 52-59 hari. Masa panen dapat diketahui dengan tanda daun dan batang sudah melemas (80%), dengan susut bobot umbi (basah-kering simpan) 22-25%.
Varietas Tajuk mempunyai daya adaptasi dengan baik pada musim kemarau dan tahan terhadap musim hujan, sesuai di dataran rendah maupun dataran tinggi. Memiliki aroma yang sangat tajam.
Daya simpan 3-7 bulan setelah panen dengan warna umbi merah muda. Berat perumbi 5-12 gram dengan jumlah umbi perumpun 5-15 umbi. Bentuk umbi bulat dengan diameter 1,7-3,2 mm.
Tinggi tanaman mencapai 26,4-40 cm. Panjang daun 27-32 cm dengan bentuk penampang silendris tengah berongga. Daunnya berwana hijau sedang, dengan jumlah daun perumbi 3-8 helai.
Sementara untuk hasil produksi umbi varitetas ini, khususnya di wilayah dataran rendah, mencapai 17-22 ton.
Untuk diketahui, Nganjuk merupakan Nganjuk merupakan daerah penghasil bawang merah terbesar ke dua di Indonesia setelah Brebes Jawa Tengah.
Potensi produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk luas lahan sebanyak 4.200 ha, dengan bisa menghasilkan lebih dari 63.000 ton dalam sekali musim tanam. (gerryngamel/labesremetwa)