Bupati Manibuy mengatakan bahwa program 100 hari kerja ini merupakan bentuk komitmen Bupati dan Wakil Bupati dalam membangun Kabupaten Teluk Bintuni yang Serasi.
Bintuni, suaradamai.com – Bupati Teluk Bintuni Yohanis Manibuy meluncurkan Program 100 Hari Kerja. Program ini terdiri atas lima agenda rutin dan tujuh program unggulan.
Acara peluncuran dilaksanakan saat apel gabungan di pelataran Kantor Bupati Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (17/3/2025). Turut mendampingi Bupati Manibuy, Wakil Bupati Joko Lingara.
Dalam amanatnya, Bupati Manibuy mengatakan bahwa program 100 hari kerja ini merupakan bentuk komitmen Bupati dan Wakil Bupati dalam membangun Kabupaten Teluk Bintuni yang Serasi.
Serasi berarti Sehat, Energik, Religius, dan Andal Menuju Teluk Bintuni Smart dan Inovatif.
“Program ini disusun dengan tujuan yang jelas, yaitu memberikan perubahan nyata dan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Manibuy.
Manibuy menyebutkan lima agenda rutin yang akan dilaksanakan dalam 100 hari kedepan, yakni evaluasi kinerja perangkat daerah, penataan organisasi dan pengisian jabatan, penyesuaian arah kebijakan pembangunan daerah melalui perubahan RKPD tahun 2025.
Kemudian perbaikan infrastruktur dasar, penataan pohon turus jalan, kebersihan kota dan pusat pemerintahan. Terakhir, evaluasi ketersediaan pangan, inflasi, dan daya beli masyarakat.
7 Program Unggulan Manibuy-Linggara
Selain agenda rutin, Bupati Manibuy juga menungkap tujuh program unggulan mereka, yakni Teluk Bintuni Andal, Teluk Bintuni Smart, Affirmative Action dalam bentuk Otsus Card bagi Orang Asli Papua, AMB Laut, Teluk Bintuni Sehat, pengembangan padi sawah seluas 100 hektar, dan perlindungan status hukum anak.
Program Teluk Bintuni Andal bertujuan menjamin ketersediaan cakupan sarana telekomunikasi/jaringan internet di distrik, yang memungkinkan pemerintah kabupaten dapat berkomunikasi dengan masyarakat di distrik. Selain itu untuk mengetahui kondisi pemerintahan, pendidikan, kesehatan secara online dan real time (terkini).
Kemudian Program Teluk Bintuni Smart berupa pemberian beasiswa penuh kepada putra-putri asli Papua, pemberian kesempatan magang untuk peningkatan kemampuan bahasa asing sebagai bagian dari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan keluar negeri. Ada juga insentif atau tambahan penghasilan bagi guru baik di sekolah negeri maupun swasta.
Untuk program Affirmative Action dalam bentuk Otsus Card bagi Orang Asli Papua, Pemkab Teluk Bintuni akan mengalokasikan anggaran khusus untuk memberi penguatan pada Orang Asli Papua agar mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial yang lebih baik.
Kemudian, program AMB Laut merupakan upaya untuk memberikan layanan transportasi laut bagi masyarakat di daerah pesisir.
Selanjutnya, Manibuy-Lingara juga bakal menjalankan program pengembangan padi seluas 100 hektar. Program ini untuk mendukung Asta Cita atau delapan misi utama Presiden dan Wakil Presiden, dimana pemerintah berupaya mencapai kemandirian pangan.
Terakhir adalah program perlindungan status hukum anak. Menurut Manibuy, banyak anak di Teluk Bintuni yang lahir sebelum pernikahan. Karena itu, Manibuy ingin memberikan perhatian serius pada isu ini. Ia ingin agar anak-anak Teluk Bintuni yang lahir sebelum pernikahan, mendapatkan perlindungan terhadap status hukum sehingga hak anak tidak terabaikan.
Usai amanat Bupati, Affirmative kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan pernyataan dukungan terhadap program 100 hari kerja oleh Bupati, Wakil Bupati, Forkopimda, Sekda dan para kepala perangkat daerah, pimpinan instansi vertikal, pimpinan BUMN, tokoh adat, tokoh perempuan, dan tokoh pemuda.
Editor: Labes Remetwa