Lebih lanjut Tinggogoy, masalah kekurangan gizi dan gizi buruk, bukan ansi tanggung jawab dinas kesehatan, tetapi peran serta orang tua selaku keluarga dan lingkungan terkecil pun turut membantu.
Tual, suaradamai.com – Dinas kesehatan Kota Tual terus berusaha menyehatkan masyarakat. Salah satu program keberlanjutan adalah pemantauan kesehatan terhadap kasus gizi buruk yang sempat mencuat tahun 2020 yang lalu.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tual, drg.Maxie.M.B.Tinggogoy mengakatakan, tahun lalu terdapat 4 kasus gizi buruk yang tersebar dikecamatan dullah selatan dan utara ini. Kasus ini masih dalam proses peningkatan kualitas gizi untuk menuju sehat.
“Selain melaksanakan vaksinasi dimasa pandemik, Penanganan gizi buruk ini menjadi perhatian khusus kami. Untuk perbaikan kualitas gizi pasien membutuhkan waktu. Ada 4 faktor utama yang sangat mempengaruhi yaitu aspek produksi pangan, distribusi pangan, akses masyarakat terhadap pangan yang bergizi dan aspek konsumsi. ini yang sementara kami tangani.” Ujar Tinggogoy saat ditemui di ruang kerjanya. Selasa (6/4/2021).
Lebih lanjut Tinggogoy, masalah kekurangan gizi dan gizi buruk, bukan ansi tanggung jawab dinas kesehatan, tetapi peran serta orang tua selaku keluarga dan lingkungan terkecil pun turut membantu.
“Untuk menuntaskan masalah gizi buruk, tidak menjadi tanggung jawab utama kami. Edukasi terkait gizi buruk dan kesehatan harus menjadi kewajiban setiap orang tua, terutama untuk kesehatan anak. Kami akan membantu dan memberikan pelayanan maksimal, agar kedepan tidak lagi ada pasien gizi buruk.” Ungkap dia.
Ia menjelaskan, sesuai data terbaru, tercatat 5 pasien gizi buruk saat ini. 4 diantaranya menjalani perawatan perbaikan gizi sedangkan 1 pasien meninggal dunia, karena selain gizi buruk, pasien memiliki penyakit penyerta.
Tinggogoy berharap, ditengah masa pandemik saat ini, kesehatan haruslah menjadi poin penting yang diperhatikan masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi demi kepentingan bersama.
Editor: Petter Letsoin
Baca juga: