Kegiatan “snib teten har u, fo kot tuv famur rir kes tub har vit ne mav derat” jadi yang unik dalam peringatan kemerdekaan di Kei kali ini.
Tual, suaradamai.com – Gerakan Kei Cerdas (GKC) berkolaborasi dengan Pemerintah Dusun Duroa, Dewan Gereja, dan pemuda menggelar peringatan HUT RI ke-75 di Dusun Duroa, Desa Dullah Laut, Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual, Minggu sampai Senin (16-17 Agustus 2020). Kegiatan tersebut mengangkat nilai budaya untuk menghasilkan generasi Kei yang tuntunan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari itu, melibatkan semua warga kampung. Anak-anak hingga orang tua, membaur dalam kesederhanaan dan semangat kemerdekaan.
Hari pertama, dilaksanakan doa bersama di Gereja. Kegiatan dilanjutkan dengan penaburan bunga untuk mengenang lima korban keganasan Jepang (di antaranya Kaspar Rahawarin, Yakobus Obus Raharusun, Urbanus Raharusun, Marselus Henan, dan Bes Lambertus Nuhuyanan). Selanjutnya ziarah ke kuburan, pawai obor ke woma, pentas seni. Kegiatan ditutup dengan “snib teten”. Hari selanjutnya, upacara bendera, tarik tambang, lomba karaoke, dan hiburan lainnya.
Baca juga: GKC Berinisiatif Perkenalkan Kembali Permainan Tradisional
Kegiatan “snib teten har u, fo kot tuv famur rir kes tub har vit ne mav derat” jadi yang unik dalam peringatan kemerdekaan di Kei kali ini. “Snib teten” atau pesan orang tua ini juga merupakan bagian dari misi GKC, yakni GKC berbudaya. Tujuannya untuk menghasilkan generasi Kei yang tuntunan atau bermartabat.
Anak-anak, pemuda, hingga orang tua duduk dan berdiri melingkar, mengelilingi api unggun.
Snib diawali dengan nyanyian “wawar” oleh Ibu-ibu. Lalu suara Ketua Dewan Gereja Egenius Rahaded menggema di malam itu. Egenius mulai berkisah mulai dari sejarah pembentukan Ohoi Duroa, pengungsian ke Ohoi Ngilngof karena pendudukan Jepang, dan kembali lagi membangun Duroa.
Egenius memberikan motivasi kepada warga dusun, khususnya pemuda. Dia menyebutkan beberapa tokoh yang berasal dari dusun tersebut, salah satunya almarhum Pastor Esebius Jamco yang duduk di kursi MPR RIS perwakilan Indonesia Timur.
Baca juga: Komisi II DPRD Malra Terima GKC dan Ikatan Honorer Malra Bahas Masalah Pendidikan
Bernaung di balik langit berbintang, duduk beralaskan tanah adat woma Farne Hermas, pemuda memerhatikan pesan dengan saksama. Suasana tenang, sunyi, hanya terdengar bunyi api unggun dan suara pencerita dari pengeras suara.
Editor: Labes Remetwa