Apa itu Trash Hero?
Berikut ini, penjelasan tentang Trash Hero secara umum (Trash Hero Panduan Chapter).[1]
Trash Hero adalah sebuah Gerakan global, yang dikelola relawan. Misi mereka adalah mengajak masyarakat untuk secara bersama-sama membersihkan dan menghindari produksi sampah dan terutama menciptakan Bumi yang bebas sampah. Didirikan di Thailand pada tahun 2013, saat ini aktif di lebih dari 100 lokasi di seluruh dunia, melalui jaringan lokal di setiap daerah. Induk organisasi ini terdaftar di Swiss dengan nama Trash Hero World, yang merupakan sebuah organisasi nirlaba.
Trash Hero Pulau Kei
Saat ini, sebagian besar masyarakat Kei pasti tak asing lagi dengan yang namanya Trash Hero Pulau Kei. Sebuah komunitas yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Mengapa lingkungan hidup? Karena misi mereka adalah menyatukan masyarakat untuk membersihkan dan mengurangi sampah. Masalah lingkungan hidup memang bukan hanya terjadi karena sampah. Terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan pula krisis lingkungan hidup misalnya, polusi udara, gas rumah kaca, dan lain-lain. Akan tetapi, beberapa tahun terakhir ini, sampah menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan hidup. Sampah yang dimaksud ialah sampah plastik. Dari sebuah data penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck (University of Georgia) pada tahun 2010, dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penecemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia.
Menariknya bahwa, komunitas ini hanya hadir di daerah-daerah tertentu. Saya mengambil contoh Kota Manado, atau Provinsi Sulawesi Utara secara keseluruhan. Di Manado, belum ada komunitas ini. Mungkin saja sudah terbentuk komunitas lain dengan maksud dan tujuan yang sama. Akan tetapi sejauh yang saya amati, saya belum menemukan adanya komunitas dengan misi seperti Trash Hero. Saya menduga bahwa komunitas semacam ini memang belum saatnya untuk hadir, dikarenakan pemerintah yang cekatan menanggulangi masalah sampah atau sebagian besar masyarakat sudah sadar akan pentingnya lingkungan. Hal ini tentu bisa menjadi kritikan tersendiri bagi Pemerintah Daerah Maluku Tenggara dalam hal penanganan masalah sampah. Bisa saja hadirnya Trash Hero Pulau Kei menjadi salah satu bentuk protes dalam menyadarkan pemerintah, dinas terkait dan masyarakat secara khusus bahwa masalah lingkungan hidup bukanlah masalah yang sepele, melainkan masalah yang berskala dan berdampak global.
Sekarang yang menjadi pertanyaan lanjutan ialah apakah pemerintah telah membuat regulasi-regulasi yang berhubungan dengan masalah sampah? Apakah masyarakat Kei saat ini mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan? Saya percaya bahwa hadirnya komunitas Trash Hero Pulau Kei ialah membawa perubahan mental dan karakter masyarakat Kei, menjadi masyarakat yang cinta akan lingkungan. Dan yang menjadi target pelopor perubahan ini ialah kaum milenial. Kaum milenial harus menjadi pelopor utama dan yang utama dalam gerakan perubahan ini.
Saya sangat menyayangkan bahwa masyarakat Kei belum sepenuhnya peduli akan masalah lingkungan, secara khusus sampah. Hal itu nampak dari sebuah berita online (bulan Agustus – Suara Damai: Masyarakat Belum Peduli Masalah Sampah) yang saya baca. Padahal jika direfleksikan dengan baik, hadirnya komunitas Trash Hero Pulau Kei seharusnya membawa dampak yang positif bagi masyarakat Kei. Belum adanya kepedulian masyarakat ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Trash Hero Pulau Kei dan pemerintah daerah secara khusus untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan hidup terutama masalah sampah. Hadirnya Trash Hero Pulau Kei bagi saya merupakan sebuah solusi untuk membantu pemerintah dan masyarakat. Sebab prinsip-prinsip dari Trash Hero ialah Positif, Terbuka dan netral, Tunjukkan, bukan mengajarkan, lalu ulangi, Berpikir global, beraksi secara lokal, dan Tidak melibatkan uang[1].
Positif artinya mereka fokus pada solusi (bukan masalah), pada masa depan (bukan masa lalu), dan pada apa yang berjalan dengan baik (bukan pada siapa yang salah atau siapa yang layak disalalahkan). Terbuka dan netral artinya mereka bekerja secara mandiri, membawa masyarakat bersama-sama menuju tujuan yang menguntungkan semua pihak. Tunjukkan, bukan mengajarkan, lalu ulangi artinya mereka memberi contoh, mengambil langkah kecil yang jika dilakukan secara berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu yang besar. Dengan kegiatan yang dilakukan secara rutin, perubahan yang terjadi akan bertahan lama. Berpikir global, beraksi secara lokal artinya chapter-chapter lokal mereka adalah tulang punggung dari Gerakan global. Trash Hero World menyediakan pelatihan dan bahan-bahan penunjang, namun semua kegiatan digerakkan oleh masyarakat. Dan terakhir tidak melibatkan uang artinya, chapter-chapter lokal tidak memungut biaya atau mengambil keuntungan dari kegiatan-kegiatan mereka. Pengeluaran dibiayai oleh donasi dalam bentuk barang dan jasa dari sponsor lokal, dan semua produk dijual sesuai dengan harga produksinya, dengan resi yang bisa dipertanggungjawabkan secara publik.
Semoga Trash Hero Pulau Kei dapat membawa perubahan mental
dan karakter serta kebiasaan yang baik ke seluruh lapisan masyarakat dalam
menangani krisis lingkungan hidup terutama sampah, sehingga suatu saat kita
dapat hidup di Kei yang bersih dan bebas dari sampah.
[1] Trash Hero Panduan Chapter, Teks oleh Jan Bares, Petra Essenfelder, Roman Peter, Seema Prabhu, dengan masukan dari relawan di seluruh dunia – diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Rima Agustina, Amalya Permana, Zahra Ratnasari. Database milik Trash Hero World. Perbaruan terakhir : Februari 2019; Revisi berikutnya: Februari 2020
Oleh Fr. Yohanes Devri Maturbongs. Mahasiswa Semester V, Jurusan Filsafat, Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng.
KOMENTAR TERBARU