Terobosan ini lahir dari masalah dan kebutuhan warga Ohoi Dian Pulau, Kabupaten Maluku Tenggara.
Langgur, suaradamai.com – Mahasiswa Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) terus menghadirkan inovasi teknologi dalam rangka memberdayakan masyarakat.
Kali ini, melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Iptek (PKM-PI), mereka menghadirkan terobosan mesin pres “enbal” atau singkong bagi masyarakat Ohoi Dian Pulau, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku.
Inovasi ini diyakini dapat menjawab masalah lingkungan sekaligus sebagai pendukung dalam meningkatkan perekonomian warga setempat.
Madina Taweatubun, Ketua Tim PKM-PI, menjelaskan, terobosan ini lahir dari masalah dan kebutuhan warga Ohoi Dian Pulau.
Di sana, dia menuturkan, sebagian besar masyarakat mengolah enbal untuk konsumsi sehari-hari dan untuk dijual.
Sayangnya, dalam pengolahannya, masyarakat setempat harus menunggu giliran untuk menggunakan alat pres enbal yang tradisional.
“Alat itu hanya ada dua dan digunakan oleh warga satu kampung,” kata Madina kepada Suaradamai.com, Jumat (2/8/2024).
Lokasi alat press enbal tradisional yang agak jauh dari juga jadi masalah lain. Warga harus mengeluarkan sedikit tenaga dan waktu untuk sampai ke sana.
Di samping itu, penempatan alat tersebut di pesisir pantai juga jadi masalah berikutnya. Selama ini, air perasan enbal yang mengandung sianida mengalir ke laut dan menyebabkan pencemaran.
“Memang ada juga yang memanfaatkan air perasan itu. Tapi tetap air perasan mengalir ke laut,” kata Madina.
Kemudian, dari sisi pemasaran, enbal olahan alat tradisional tidak rata dari sisi bentuk.
Inovasi alat press enbal
Masalah dan kebutuhan warga tersebut yang memicu Madina dan kawan-kawan untuk menciptakan teknologi press enbal yang modern.
Menurut dia, alat yang mereka ciptakan ini mudah dioperasikan. Hanya dengan meletakkan parutan enbal di tabung berbahan aluminium, mereka bisa menghasilkan “enbal gepe” dalam waktu singkat.
Sebab, alat tersebut sudah dilengkapi dengan dongkrak dan kerangka besi. Di bawahnya, ada loyang untuk siap menampung air perasan.
“Paling lama satu jam sudah jadi (enbal gepe),” kata Madina.
Selanjutnya, alat ini bisa ditempatkan di mana saja atau bersifat portabel.
Madina menambahkan, mereka sudah menyerahkan alat tersebut kepada warga pada Senin (29/7/2024) lalu. Pada saat penyerahan, mereka juga melakukan sosialisasi tentang penggunaan alat tersebut dan uji coba.
Sebagai informasi, Tim PKM-PI yang berjumlah lima orang, pada April kemarin berhasil memenangkan hibah nasional PKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Mereka adalah Madina Taweatubun, Wahyu Putri Mutiara, Kaliana Tantri Bugis, Siti Nursahida Hanubun, dan Osama Yaurwulan.
Dalam program PKM ini, Tim PKM-PI mengusulkan proposal yang berjudul “Inovasi Alat Press Enbal pada petani Desa Dian Pulau untuk meningkatkan produktivitas dan keamanan pangan lokal”.
Editor: Labes Remetwa
Hanya dengan meletakkan parutan enbal di tabung berbahan aluminium, warga bisa menghasilkan “enbal gepe” dalam waktu singkat.
KOMENTAR TERBARU