“Kalau sikap pemerintah daerah seperti ini, kami akan pindah ke Kota Tual. Lagian kami secara adat masih di dalam Ratschap Raja Tuvle Tual,” ungkap Ketua BSO.
Langgur, suaradamai.com – Warga Ohoililir Kecamatan Manyeuw ancam pindah wilayah adminstrasi, dari Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ke Kota Tual, karena merasa dianaktirikan oleh Pemda Malra.
Anggota Lembaga Adat Ohoililir Laurensius Letsoin mengatakan, hampir semua kegiatan pariwista oleh Pemkab Malra tidak pernah dilakukan di lokasi Wisata Ohoililir.
“Buktinya beberapa kali festival yang dibuat pemerintah daerah tidak dilakukan di sini. Bahkan kegiatan Festival Bali-Kei kemarin, pemerintah daerah secara jelas tidak mendukung. Padahal kegiatan itu untuk memperkenalkan wisata daerah ke Mancanegara,” ujarnya, Sabtu (22/8/2020).
Selama ini, lanjut Laurens, Ohoililir tidak pernah dipromosikan oleh pemerintah daerah. “Apakah Ohoililir bukan termasuk destinasi unggulan di Malra? Jika tidak, kami akan pindah ke wilayah adminstarasi Kota Tual,” tegasnya.
Laurens juga menyayangkan pernyataan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Maluku Tenggara yang menyebutkan bahwa dua ohoi “smart village” dipilih karena merupakan tempat wisata yang lebih banyak berinteraksi dengan wisatawan manca negara.
“Kalau indikator penentuan “smart village” berdasarkan pernyataan di atas, maka Ohoi Ohoililir pantas untuk menjadi salah satu ohoi smart village. Kenapa ohoi lain bisa sedangkan Ohoililir tidak bisa? Ada apa Kadis Kominfo?” ujar Laurens.
Laurens menambahkan, lokasi Wisata Ohoililir sudah dibangun sejak 1990, dan sudah banyak turis Mancanegara ke sana, lebih dari semua ohoi di Malra. “Kami juga punya fasilitas pendukung pariwisata seperti Vila, Cottage, Guest house, Bungalow, Dive Center dan gedung Pertemuan Balai. Selain itu juga sudah ada jaringan 4G dan WiFi,” jelasnya.
Hal senada, Ketua BSO Agustalis Jamlean mengatakan bahwa pemerintah daerah tidak memperdulikan atau apatis terhadap lokasi Wisata Ohoililir. “Kalau sikap pemerintah daerah seperti ini, kami akan pindah ke Kota Tual. Lagian kami secara adat masih di dalam Ratschap Raja Tuvle Tual,” ungkapnya.
Meski demikian, Ia berharap, ada perhatian dari Pemda Malra dalam pengembangan pariwisata di Ohoi Ohoililir. “Semoga ada komunikasi yang baik untuk memajukan Pariwisata di Maluku Tenggara pada umumnya dan Oholilir pada khususnya,” tutup Ketua BSO.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Maluku Tenggara Antonius Walken Raharusun mengatakan, selain dua indikator penentuan Ohoi Ngilngof dan Ohoi Wab sebagai smart village (yaitu banyak berinteraksi dengan wisatawan manca negara dan semangat pemuda yang tinggi untuk bangun pariwisata), juga karena kedua ohoi ini sudah menerapkan pelayanan berbasis Informasi Teknologi (IT). Sehingga pemerintah daerah tidak perlu membangun dari awal, namun hanya dilakukan penguatan.
“Ohoi Ngilngof itu telah memiliki site plan pengembangan destinasi wisatanya. Jadi arah pengembangannya ada dan sudah punya badan pengelola khusus. Jadi site plan itu menjadi tolak ukur,” jelas Walken saat dihubungi suaradamai.com melalui telepon, Minggu (23/8/2020). “Ohoi Wab itu merupakan ohoi pertama yang menerapkan pelayanan kependudukan secara online di desanya. Dia sudah punya website sendiri. Itu (turut) menjadi dasar bagi kami.”
Walken menambahkan, pihaknya memiliki anggaran yang terbatas sehingga pada tahun 2021 hanya dianggarkan untuk dua ohoi. Ohoi Ngilngof dan Ohoi Wab, yang dianggap sudah siap, ditetapkan dengan dasar pertimbangan tadi. “Jadi kita tidak lagi kerja dari nol. Kita tinggal penguatan-penguatan saja. Harapannya Ohoililir memulai dulu,” ujarnya.
Menurut Walken, semua ohoi di Maluku Tenggara bisa ditetapkan sebagai smart village, asalkan ohoi-ohoi itu sudah mandiri dalam hal pengelolaan dan punya arah pengembangan. “Bila perlu sudah action (aksi). Nanti kita Dinas Kominfo penguatan saja,” jelasnya.
Editor: Labes Remetwa
Artinya Ini Pemerintah Daerah Mau Terimah Bersih Saja. Menurut Saya setidaknya ada penyuluhan atau komunikasi yang baik dari pemerintah daerah dalam rangka untuk pengembangan usaha pariwisata di ohoi2 yang memang bisa menarik para turis manca negara maupun lokal jangan cuman sebatas anggaran saja tapi kunjungan kerja itu