Beranda Sosial Pemkot Tual Bangun Sebelas Menara BTS dan Enam Akses Internet

Pemkot Tual Bangun Sebelas Menara BTS dan Enam Akses Internet

0
Pemkot Tual Bangun Sebelas Menara BTS dan Enam Akses Internet

Selain itu, menara yang berlokasi di pulau-pulau tersebut memiliki kendala yang cukup serius yaitu pasokan listrik untuk operasional menara. Saat ini, menara-menara tersebut menggunakan mesin disel untuk beroperasi setiap hari.


Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota Tual Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membangun menara Base Transceiver Station (BTS) dan Akses Internet (A.I) untuk pelayanan komunikasi bagi masyarakat.

Kepala Dinas Kominfo Tual Mahmud Rahanyamtel menjelaskan, pembangunan menara pemancar di Kota Tual dilakukan berdasarkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat. Berdasarkan data rekapitulasi wilayah penerimaan bantuan tower BTS dan A.I di Kota Tual tahun 2021-2022, sebanyak 17 menara BTS dan  enam menara A.I yang tersebar di wilayah tersebut.

“Pembangunan menara kita laukan secara bertahap. Tahun ini, lima menara BTS yang dibangun, tetapi mengalami keterlambatan dalam proses pengerjaannya akibat pandemi Covid-19. Tetapi enam menara A.I telah selesai dibangun dan sudah digunakan oleh masyarakat,”jelas Rahanyamtel kepada suaradamai di ruang kerjanya, Rabu (14/10/2021).

Lima menara BTS dimaksud, dibangun di Tam Ngurhir, Langgiar, Yamtel, Yamru dan Tiflean. Sedangkan enam menara A.I yang telah selesai pengerjaanya bertempat di Ohoi Tamedan, Dullah Laut, Langgiar, Ohoiel, Kamear, dan Mangur Tiflean.

“Untuk menara BTS yang belum selesai pengerjaannya, kita terus melakukan komunikasi dan pengawaaan agar segera diselesaikan. Saat ini, jaringan komunikasi dan internet di Kota Tual Khususnya di Dullah telah mencapai 80%. Tetapi di pulau-pulau, baru mencapai kurang lebih 50%,”ungkap dia.

Selain itu, menara yang berlokasi di pulau-pulau tersebut memiliki kendala yang cukup serius yaitu pasokan listrik untuk operasional menara. Saat ini, menara-menara tersebut menggunakan mesin disel untuk beroperasi setiap hari.

“Disana, menara menggunakan mesin disel dengan berbahan bakar Solar. Akibatnya, waktu operasional jaringan di pulau-pulau itu terbatas, hanya 4 Jam per hari dengan menghabiskan 5-10 liter solar per harinya,”jelas Kadis.

Rahanyamtel berharap agar masalah pembiayaan untuk pasokan BBM Solar dapat dibahas bersama mencari solusi terbaik. Selain dari pada itu, dirinya cukup puas karena masyarakat yang ada di pulau-pulau setidaknya dapat menggunakan jaringan seluler maupun Internet dengan baik.

Editor: Petter Letsoin


Baca juga:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini