Komposisi kepanitiaan MTQ 80 persen dari kalangan Kristen, 20 persen dari kalangan Muslim.
Ambon, suaradamai.com – Jelang perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Maluku ke-XXIX tahun 2021 yang akan berlangsung di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), pemerintah daerah telah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya adalah anggaran pembangunan fasilitas penunjang yang meraup anggaran sebesar Rp 21 miliar.
Hal ini disampaikan Bupati KKT Petrus Fatlolon kepada awak media, Jumat (13/3/20) di Ambon usai menemui Gubernur Maluku. Menurutnya, untuk pelaksanaan MTQ ke-29 ini, pihaknya telah menganggarkan Rp 7 miliar dan suplay bantuan dana dari balai sebesar Rp 14 miliar, sehingga totalnya mencapai Rp 21 miliar. Anggaran ini diperuntukan untuk renovasi lapangan Mandriat yang menjadi tempat pembukaan dan penutuan MTQ, serta pembangunan panggung.
Toleransi antar umat beragama pun menjadi cermin penyelenggaran MTQ -29. Hal ini terbukti dengan keterlibatan seluruh komponen umat bersama dalam menyukseskan MTQ tingkat provinsi ini. Dimana dalam kepanitian MTQ yang dibentuk, melibatkan tokoh umat beragama yang diketuai oleh Pdt Leny Bakarbessy, ketua Klasis GPM Tanimbar Selatan. Ketua Harian adalah Pastor Simon Petrus Matruti, Wakil Uskup Wilayah Kepulauan Tanimbar dan MBD. Kemudian Wakil Ketua I adalah Ketua MUI, dan seterusnya.
“Saya memberikan kepercayaan kepada ketiga tokoh agama ini selaku ketua panitia, kemudian Pemerintah Daerah, saya Bupati, Wakil Bupati, Sekda dan seluruh pimpinan SKPD masuk dalam kepanitiaan tersebut dan juga kita libatkan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat. Yang pastinya komposisi kepanitiaan ini sendiri 80 persen dari kalangan Kristen, sementara 20 persen sisanya dari kalangan muslim,” ujar Bupati.
Bupati menambahkan, struktur panitia MTQ telah diusulkan ke Pemerintah Provinsi Maluku untuk ditetapkan oleh Gubernur Murad Ismail dalam Surat Keputusan (SK).
Sebagai tuan rumah, Fatlolon punya tiga target, yaitu sukses perencanaan, sukses pelaksanaan dan menyabet juara umum.
Bahkan untuk mencapai target juara umum, pihaknya sudah mempersiapkan kafilah, yang dimulai dari tingkat kecamatan sehingga diharapkan akan mendapatkan kafilah-kafilah yang mampu untuk mewakili KKT sebagai tuan rumah.
Jumlah kontingen diprediksi mencapai 1.200 sampai 1.500. Sedangkan jumlah kamar hotel di KKT hanya mencapai 500 kamar. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab KKT telah menyiapkan dua opsi penunjang, salah satunya hotel terapung bagi para peserta.
“Untuk hotel terapung ini apakah menggunakan kapal Pelni atau KRI milik TNI AL, ini yang masih kita koordinasikan,” tandasnya. (chintiasamangun/labesremetwa)