Dalam waktu dekat, Distan Ketapang Malra akan melakukan pelatihan dari hasil inovasinya bagi pengelola Ve’e Kes Yang dan juga para petani dari ohoi-ohoi.
Langgur, suaradamai.com – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku Tenggara Felix Tethool meminta stafnya meningkatkan kinerja dalam membangun sektor pertanian dan ketahanan pangan di Malra.
Ada dua hal penting yang menjadi penegasan Felix ketika mendampingi pelatihan pembuatan bokashi dan coco peat di Posko Transformasi Teknologi Ve’e Kes Yang, depan Kantor Bupati Malra, Jumat (28/8/2020). Dua hal itu adalah, pertama, staf Distan Ketapang Malra harus terus berinovasi – diharapkan seluruh staf masuk dalam “The Dream Team.” Kedua, kekuatan pesan/informasi yang diteruskan kepada para petani harus benar-benar sampai dan diimplementasikan.
Pandemi Covid-19 menjadi tantangan besar bagi Distan Ketapang Malra sebagai penggerak dalam menjaga ketahanan pangan. Lahan sekitar 28 hektar telah dibuka di sejumlah lokasi. Salah satu lahan pertanian yang disebut ve’e kes yang itu dibuka di depan kantor Bupati Malra. Di sana, Distan Ketapang mendirikan sebuah posko yang disebut Posko Transformasi Teknologi.
Di Posko tersebut, “The Dream Team” akan melakukan berbagai inovasi untuk memberikan terobosan bagi sektor pertanian. Selanjutnya, para petani mendapat motivasi dan pengetahuan praktis tentang pertanian dari Posko itu melalui pelatihan-pelatihan. Dalam waktu dekat, Distan Ketapang Malra akan melakukan pelatihan dari hasil inovasinya bagi pengelola Ve’e Kes Yang dan juga para petani dari ohoi-ohoi.
Felix menekankan agar seluruh stafnya menjadi anggota “The Dream Team.” Yang tergabung dalam tim adalah mereka yang punya ide, terampil, dan mampu membuat inovasi. Saat ini ada ima orang yang sudah tergabung. Pantauan suaradamai.com, dalam pelatihan pagi itu, nampak sekali antusias dari staf ingin bergabung.
“Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan inovasi. Maka mau tidak mau kita harus berinovasi … Bagaimana bibit, inovasinya? Pengolahan lahan inovasinya? Pemilihan tanaman inovasinya? Pengarean bagaimana inovasinya? Pemupukan bagaimana? Sampai panen dan pemasaran hasil, bagaimana inovasinya? Semua orang berpikir untuk punya inovasi!” ujar Felix.
Kekuatan pesan menjadi salah satu yang sangat penting dalam transfer pengetahuan kepada para petani. Felix meminta stafnya, terlebih para penyuluh, untuk tidak menjadikan petani seperti robot. Namun sebagai teman diskusi sehingga pesan/informasi yang disampaikan benar-benar sampai dan diimplementasikan dengan baik.
Editor: Labes Remetwa