“Dari 11 kabupaten hanya delapan kabupaten yang masuk program BAKTI, mines Kota Tual, Malra dan Kota Ambon, tapi Kota Tual dan Malra masuk dalam program operator seluler dan Ambon tidak masuk dalam program keduanya karena semuanya sudah tercover,” ungkap dia.
Ambon, suaradami.com – Dalam agenda pertemuan Komisi I DPRD Maluku di Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI), Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) janji akan mempercepat pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) di daerah perbatasan di seluruh Indonesia, termasuk di Maluku sebanyak 679 BTS.
Staf Divisi layanan IT BAKTI Anggayomi Amanda mengatakan, secara teknis proses pembangunan BTS direncanakan dibangun dalam kurun waktu dua tahun, terhitung 2021 hingga 2022 di 11 kabupaten/kota di maluku, kecuali kota ambon yang secara teknis sudah memenuhi kebutuhan masyarakat.
“BAKTI ini kan BLU nya Kominfo anggaranya bukan APBN tapi Anggaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (APNBP). Jadi sejak pimpinan BAKTI sebelumnya, kita sudah inginkan Indonesia Merdeka sinyal, namun kenyataan semuanya tidak didukung dengan anggaran yang sesuai, sehingga dengan kepimpinan yang baru, pak Jhony Plate, beliu berjuangan untuk menemui Menkominfo untuk minta, agar selain APNBP bisa ada anggaran tambahan untuk membangun BTS kalau tidak bagaimana Indonesia merdeka sinyal dan akhirnya berhasil ,” ujar Amanda, mewakili Dirut BAKT saat menemui rombongan Komisi I DPRD Maluku, Selasa(6/4).
Lebih lanjut ia menjelaskan, hasil pertemuan Dirut BAKTI dengan Menkominfo, ditahun anggaran 2020 kemarin telah disetujui anggaran untuk penyelesaian penambahan BTS pada seluruh wilayah di Indonesia yang belum terjangkau akses internet dan telekomunikasi, termasuk di Maluku.
Namun ditahun yang sama” lanjut dia ” terkendala masa pandemi Covid-19 sehingga terjadi refocusing anggaran, sehingga menyebabkan terjadi pengurangan anggaran. Khusus ditahun 2021 akses internet juga tetap menjadi usulan BAKTI untuk adanya penambahan.
“Kami sudah rapat besar dengan seluruh operator seluler dan Kominfo, bahwa diseluruh Indonesia 12.500 titik yang belum ada BTS signal 4G dari jumlah itu ada 9 ribu tugas BAKTI bangun dengan anggaran yang sudah disediakan dan seribu sekian yang sudah dibangun, seingga lewat terget pak Menteri ada 790.00 titik yang akan dibangun diseluruh Indonesia dan 679 titiknya ada di Maluku, sisanya di Papua dan Papua Barat,” ungkap dia.
Dari 679 BTS ” kata Amanda ,” akan dibangun dalam kurun waktu dua tahun, namun sebelumnya harus dilakukan survei lapangan terlebih dulu agar memastikan kondisi yang ada di Maluku.
“Dari 11 kabupaten hanya delapan kabupaten yang masuk program BAKTI, mines Kota Tual, Malra dan Kota Ambon, tetapi Kota Tual dan Malra masuk dalam program operator seluler dan Ambon tidak masuk dalam program keduanya karena semuanya sudah tercover,” ungkap dia.
Menurut Amanda, sudah terdapat kurang lebih 732 titik yang sudah bisa akses internet On Air dan paling terbanyak di Indonesia dan BTS sebanyak 243 titik dan untuk jaringan 4G rencananya akan dilakukan update jaringan yang belum 4G.
Meskipun diakuinya jaringan 4G milik BAKTI tidak sebagus BTS milik operator seluler, karena tower yang digunakan bukan tipe yang besar seperti yang dimiliki operator.
“Kami juga sudah layangkan surat ke delapan kabupaten yang akan dibangun BTS, tujuanya untuk konfirmasi terkait dengan ada atau tidaknya signal seluler, khusus wilayah-wilayah di SBB dan Malteng hingga saat ini belum ada jawaban, sehingga lewat pertemuan sangat diharapkan bantuan dari DPRD untuk bisa dikonfirmasi,”jelas dia.
Dari data BTS yang akan dibangun, Malteng 32 titik, SBB 38 titik, Aru 107 titik, MBD 112 titik, Buru 35 titik, Bursel 74 titik, KKT 65 titik dan titik terbanyak di SBT dengan 150 titik dan semuanya sudah menjadi putusan Menteri untuk segera dibangun, meskipun dengan kurun waktu dua tahun.
Sebelumnya Ketua Komisi I yang didampingi anggota Komisi mengatakan, sejumlah keluhan dan kepentingan daerah yang ada di Maluku terkait dengan akses internet dan telelkomsel, sehingga hal tidak menjadi bosan untuk disampaikan demi kepentingan Maluku.
Meskipun kebijakan yang diambil Pemerintah Pusat (Pempus) belum bisa membedakan antara wilayah yang sulit dan tidak sulit, sehingga segala kebijakan yang diambil terkadang Maluku masih di anak tirikan, padahal Maluku sendiri bagian dari delapan wilayah yang mengakui Kemerdekaan Indonesia.
Ia berharap, jika lewat program BAKTI akan membangun 679 BTS, secara kebetuhan akses jaringan Telkomsel di Maluku sudah bisa menjangkau seluruh pelosok daerah sehingga akses informasi sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Maluku.
“Karena selain program BAKTI juga terdapat 44 program yang sama juga akan dibangun oleh operator seluler.” tutup dia.
Editor: Petter Letsoin
Baca juga: