Tethool Optimis Kuasai Pasar Bawang Merah di Malra Tahun Ini

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Hanya butuh lahan seluas 3 ha mampu menghasilkan 20 ton bawang merah bagi masyarakat Malra per bulan.

Langgur, suaradamai.com – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maluku Tenggara Felix Tethool optimis tahun ini akan menguasai pasar bawang merah di daerah berjuluk Larvul Ngabal itu.

Pada tahun 2018, produksi bawang merah di Malra mencapai 240 ton dan menurun drastis pada tahun 2019 karena keterlambatan pengadaan bibit. Produksi tahun itu tidak mencapai 1 ton atau hanya 299 kg.

Belajar dari pengalaman tersebut, Distan-Ketapang bersama para petani sudah mensiasati produksi tahun ini. Tethool optimis petani sentra produksi Abean Raya yang terdiri dari Yafawun, Kamear, dan Watngon mampu meningkatkan produktivitas.

“Lahan kita siap, masyarakat sudah terampil dalam budidaya, teknologi tersedia,” jelas Tethool.

“Tahun ini kita mendominasi Maluku Tenggara, tahun ini harus,” tandasnya.

Menurut Tethool, permintaan bawang merah di Maluku Tenggara berkisar 20 ton/bulan. Hanya dibutuhkan 3 ha untuk memenuhi jumlah itu.

3 ha dikalikan dengan 12 bulan atau 1 tahun, maka butuh 36 ha lahan bawang merah untuk menguasai pasar Malra per tahun.

Maluku Tenggara pada tahun 2018 punya lahan seluas 52 ha di Abean Raya. Sedangkan tahun ini, Yafawun saja punya sekitar 60 ha lahan.

Tethool jamin produksi bawang merah di Malra tidak akan putus karena saat ini mereka menerapkan sistem tanam bergilir.

“Ada yang tanam Januari, ada yang Februari, Maret, April. Kemudian di Bulan November Desember juga ada yang tanam,” kata Tethool mencontohkan.

Tethool bahkan mengatakan bahwa cita-cita besarnya bukan menguasai Maluku Tenggara, tetapi Maluku.

Untuk memenuhi Pasar Maluku, butuh lahan seluas 446 ha dan dua kali produksi dalam setahun. Bibit yang diperlukan sekitar 624.400 kg atau 624,4 ton, dengan asumsi 1 ha, 700 kg.

Hasil produksi diperkirakan mencapai 7.136 ton per tahun dengan asumsi 1 ha, 8 ton.

Sesuai data BPS, produksi bawang merah di Maluku pada tahun 2017 adalah 5.916 ton, meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2018 menjadi 10.416 ton.

Masih data BPS, tahun 2018 Maluku Tenggara berada di urutan pertama produksi tertinggi, diikuti Seram Bagian Barat, Kepulauan Tanimbar, Maluku Tengah, Maluku Barat Daya, Ambon, Tual, Buru, dan Buru Selatan. Sedangkan Kabupaten Kepualauan Aru dan Seram Bagian Timur tidak memproduksi bawang merah.

Untuk diketahui, baku lahan bawang merah di Malra tersedia 700 ha. (timred)

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU