
SETARA Institut menempatkan Kota Tual pada peringkat ke-5 kota yang paling toleran di Indonesia pada tahun 2015 dan 2017.
Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota Tual berencana membentuk salah satu wadah yang menghimpun pekerja sosial keagamaan. Pembentukan organisasi itu bertujuan untuk meningkatkan toleransi di Bumi Maren.
Wali Kota Tual Adam Rahayaan menyebut wadah itu PELA – Persatuan Lintas Agama. Diharapkan dengan wadah ini, tingkat toleransi antar umat beragama lebih meningkat.
Baca juga: Majelis Ta’lim Dilantik, Wali Kota Tual Harap MT Bantu Turunkan Angka Kriminalitas
“PELA itu kearifan lokal. Tapi ada singkatannya, Persatuan Lintas Agama. Fanatisme kita ke agama masing-masing justru dituntut oleh agama masing-masing. Tapi jangan salah, fanatisme yang sempit, kemudian menimbulkan sikap yang salah, lalu menganggap orang lain semua salah. Itu tidak boleh,” ujar Wali Kota dalam sambutannya saat acara Pelantikan dan Pengukuhan Majelis Ta’lim se-Desa Fiditan di Balai Desa setempat, Minggu (27/9/2020).
Wali Kota harap, yang menjadi pelopor pembentukan PELA adalah Majelis Ta’lim. “Ibu-ibu adalah garda terdepan. Pelopor pembaharu,” pungkas Wali Kota.
Baca juga: Membangun Kota Tual yang Religi, Toleran, Rukun, dan Damai
Untuk diketahui, Kota Tual pada tahun 2015 dan 2017 ditetapkan jadi Kota Toleransi peringkat ke lima di seluruh Indonesia versi SETARA Institut. SETARA Institut adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di Indonesia yang melakukan penelitian dan advokasi tentang demokrasi, kebebasan politik dan hak asasi manusia.
Editor: Labes Remetwa