Beranda Pendidikan Walikota Tual Bicara Soal Ancaman Kepunahan Bahasa Kei

Walikota Tual Bicara Soal Ancaman Kepunahan Bahasa Kei

0
Walikota Tual Bicara Soal Ancaman Kepunahan Bahasa Kei
Wali Kota Tual Adam Rahayaan menyampaikan sambutan pada acara tatap muka dengan Dirjen Pembangunan Desa, Kemendes PDTT Samsul Widodo dan para penjabat dan kepala desa/dusun di Aula Kantor Walikota Tual, Jumat (23/10/2020). Foto: Bagian Protokoler dan Komunikasi Pimpinan Tual/Dewa Rahayaan

Melihat kondisi ini Rahayaan berencana akan memasukkan bahasa Kei dalam kurikulum pembelajaran, khususnya di sekolah tingkat SD dan SLTP.


Tual, suaradamai.com – Dampak nyata globalisasi teknologi dan informasi, dimana masyarakat enggan memakai bahasa daerah sendiri termasuk bahasa Kei. Gejala atau fenomena ini tentu saja harus disikapi dengan serius.

Hal ini disampaikan Walikota Tual, Adam Rahayaan dalam dialog budaya bersama budayawan Thomas Reyaan, di pelataran Kantor Walikota Tual, Senin (26/7/2021).

Menurutnya, salah satu faktor bahasa Kei mulai terlupakan dikarenakan orang tua dan anggota keluarga tidak membiasakan berbicara dalam bahasa Kei di kehidupan sehari-hari.

Melihat kondisi ini, Rahayaan berencana akan memasukkan bahasa Kei dalam kurikulum pembelajaran, khususnya di tingkat SD dan SLTP.

“Kalau kita masukan sebagai muatan lokal SD dan SMP itu lebih baik, supaya bahasa ini bisa hidup kembali, subur kembali di tengah-tengah masyarakat kita, baiknya juga kita buat dalam bentuk kurikulum di sekolah SD,” ungkap dia.

Ditambahkan Rahayaan, selain perkembangan teknologi, hal yang juga membuat generasi muda tidak terbiasa dengan bahasa Kei, akibat mudah terpengaruh dengan bahasa daerah lain, sehingga cenderung malu dan gengsi berbicara dalam bahasa daerah sendiri.

Walikota juga mengatakan dirinya tertarik dengan upaya pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tenggara dalam melestarikan bahasa Kei, dengan menetapkan hari tertentu bagi setiap instansi berbahasa Kei.

Walikota berharap Kota Tual juga akan melakukan hal yang sama di samping penerapan kurikulum pelajaran bahasa Kei dimaksud.

“Salah satu faktor adalah anak-anak yang pulang kuliah, contohnya pulang dari Makassar, pulang dari Jakarta, sudah pakai logat sana dan enggan untuk menggunakan bahasa kei, entah dia tidak tahu, atau malu menggunakan bahasa Kei, dan saya juga tertarik dengan upaya pemerintah Kabupaten untuk menetapkan hari-hari tertentu untuk berbahasa Kei,” ujar Walikota.

Walikota Tual berharap, rencana penerapan bahasa dalam kurikulum belajar bagi kalangan pelajar SD dan SMP di Kota Tual, dapat diwujudnyatakan sehingga bahasa kei akan tetap ada dan eksis di setiap generasi.

Menurut Walikota, hal penting yang perlu diperhatikan sebelum pemberlakuan kurikulum tersebut adalah, tersedianya guru bahasa yang berkualitas, sehingga memudahkan proses pembelajaran bahasa bagi setiap murid.

Editor: Petter Letsoin


Baca juga:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini