
“PLN ini dong (mereka, red) pembohong, pembohong, pembohong pung nene moyang. Pembohong, pembohong, mereka pikir Maluku Tenggara ini gudang yang hanya ditaruh sarana PLN saja,” kesal Bupati dengan nada tinggi.
Bupati menyatakan Pemkab Malra telah memberikan kemudahan dengan membebaskan lahan untuk penempatan sarana PLN di wilayah Kei Besar (Elat). Tetapi, perusahan plat merah ini hanya sebatas menempatkan sarana yang nilainya mencapai milyaran rupiah begitu saja, tanpa ada pekerjaan pelistrikan hingga saat ini.
Bupati mengaku, akan menyerahkan mesin listrik milik Pemda Malra untuk dikelola pihak PLN guna dapat melayani masyarakat di wilayah Kei Besar. Sayangnya, wujud perhatian dan upaya Pemda seakan tak ada nilainya di mata PLN Maluku dan Maluku Utara.
“Saya sendiri sudah turun dan melihat langsung realitas kondisi di sana. Jarak antara tiang yang satu dan lain yang seharusnya ditempatkan minimal 50 meter, tapi dibuat 60 hingga 70 meter per tiang. Banyak tiang-tiang yang sudah roboh dan ditaruh begitu saja, kabel-kabelnya pun bergelantungan. Ironisnya, sudah berpuluh-puluh tahun lampu di beberapa wilayah, terutama di Kei Besar Utara Timur tidak menyala hingga kini,” tandas Bupati Hanubun. (gerryngamel/tarsisarkol)