Daun Palma dan Ledakan Bom, Asa Keluarga Korban Di Kei.

Keluarga korban menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah, pemimpin gereja, aktivis mahasiwa dan seluruh masyarakat yang peduli dan perhatian untuk anak keluarga mereka yang terkena bencana bom.


Langgur,suaradamai.com – Di tangan mereka ada genggaman daun palma. Mereka baru saja menyambut dengan mengelu-elukan Yesus Kristus sebagai simbol penghormatan bagi Nya. HOSANA. Bom bunuh diri meledak, serpihan bom itu mengenai tiga putri Asal kepulauan Kei tepat di depan Gereja Katedral Makassar. Minggu, (28/03/2021).

Di tengah kebahagiaan iman itu, keluarga di kei harus mendengar tragedi pilu yang terjadi untuk anak anak mereka.

Identitas korban ledakan bom asal kepulauan Kei yang berhasil dihimpun media suaradamai.com

Edelina Silitubun (Lina). Perempuan asal desa rumat, merantau di makasar belum cukup sebulan, menemani ibunya yang dirujuk akibat sakit.

Valeriana Silitubun (Sendy), mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Stella Maris Makasar. Anak dari pasangan Thadeus Silitubun dan Maria Setitit asal desa rumat.

Karina Dimayu Talubun, Mahasiswa Semester 2 di Sekolah Tinggi Kesehatan Stella Maris Makasar. Asal Desa Sathean.

Ayah sendi yang ditemui mengaku sangat terpukul dengan adanya peristiwa itu.

” Setelah kami mendapat informasi dari makasar bahwa sendy terkena musibah bom, kami khawatir dan panik, karena belum ada kepastian kondisinya.Yang kami tahu Sendy terkena serpihan bom di bagian wajah, tangan, kaki dan dada. Yang lebih parah dibagian dada.” Cerita dia sambil menangis.

Ditempat yang sama George Silitubun Paman Lina, mengatakan Lina yang ditemani sendy dan karina ikut terkena serpihan bom di sekujur tubuh.

“Saat vidio call Lina hanya bisa menangis dan panggil saya “Bapa Bong” itu saja. Dia tidak berbicara hal yang lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut George mengatakan, Etus, kakak Lina yang bersama sama Lina merujuk ibu mereka di makasar hanya bisa pasrah.

” Etus binggung, mau urus siapa, urus mamanya, adiknya lina atau ponakannya Sendy.” Ujar dia sambil mengusap air matanya yang terus menetes.

Di sathean Enjelina Dimayu Kaka karina Dimayu mengaku sangat trauma dengan kejadian yang menimpa adiknya.

“Kami lagi memikirkan cara untuk karina,apakah setelah pulih ia harus pindah atau tetap di makasar,” Ungkap dia.

Kalau dibandingkan dengan lina dan sendy” Kata Enjelina” Karina masih lebih baik” dia hanya luka ringan, tetapi perlu mendapat pertolongan oksigen.

Ia mengatakan, sesuai informasi yang ia terima, mereka bertiga saat itu baru saja selesai mengikuti misa minggu palma.

” Mereka menunggu Grab di depan gereja, sementara menunggu, bom meledak, Karina agak jauh tetapi Lina dan Sendy dekat dengan ledakan.” Pungkas dia.

Keluarga korban menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah, pemimpin gereja, aktivis mahasiwa dan seluruh masyarakat yang peduli dan perhatian untuk anak keluarga mereka yang terkena bencana bom.

Editor: Petter Letsoin


Baca juga:

Bagikan:

spot_img

Ads

Populer

Artikel terkait

Kolaborasi Polikant dan Pemkot Tual untuk Penguatan Pembangunan Daerah

Apalagi kata Jusron pengabdian masyarakat yang sesuai dengan program-program...

Komitmen Pemkot Tual Wujudkan Nelayan Produktif-Berdaya Saing Lewat KNMP di Ohoi Labetawi

Ia menjelaskan, di lokasi KNMP akan dibangun berbagai infrastruktur...

Untuk Tual yang Nyaman dan Lebih Baik, Wali Kota Imbau Masyarakat Stop Bakalae!

"Katong (kita) merajut pada persaudaraan sesama anak bangsa di...

Kasus Jalan Lingkar Wokam Sarat Kepentingan Politik, PMKRI Dobo Kritik BEM yang Lapor Bupati Kaidel

"Buka juga daerah kabupaten/kota yang lain, itu baru jago,"...