DKPP Malra Pakai Prinsip “Maren” dan Konsep OVOP Bangun Pertanian

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Petani sejahtera, kebutuhan pangan terpenuhi, dan tenaga kerja terserap”


Langgur, suaradamai.com – Salah satu hambatan dalam mewujudkan petani mandiri di Kabupaten Maluku Tenggara adalah pola pikir bisnis belum terbentuk dengan baik. Menangani persoalan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat menggunakan kearifan lokal yang disebut, “Maren”.

Maren atau kerja sama atau gotong royong, adalah prinsip yang coba ditanamkan DKPP Malra untuk membangun cara berpikir para petani. “Maren merupakan kunci utama mengelola pertanian di Kei dapat maju,” kata Kepala Dinas DKPP Malra Felix Tethool, di Langgur belum lama ini.

DKPP Malra menyandingkan prinsip “Maren Membangun Pertanian” dengan konsep One Village One Product (OVOP). Ohoi-ohoi (desa-desa) di Maluku Tenggara bekerja sama membangun pertanian dengan menghasilkan produk berbeda setiap ohoi atau gabungan beberapa ohoi.

Dengan begitu, kata Felix, hasil bumi yang didrop di pasar, bervariasi. Selain itu, tidak akan terjadi penumpukan atau kelebihan satu produk tertentu yang berdampak buruk pada penjualan.

“Dengan membangun prinsip Maren Membangun Pertanian, masyarakat tidak tergantung pada pemerintah dan dapat berusaha bersama-sama mengolah tanah di Kei,” ujar Felix.

Beberapa ohoi, lanjut Felix, telah menerapkan prinsip dan konsep ini, seperti Ohoi Wain dengan produk sayur, Mastur produk ternak sapi, Letman ternak kambing, Warwut, Rumadian, dan Ohoira dengan produk padi, serta beberapa ohoi lainnya dengan produk yang berbeda-beda.

Felix menambahkan, Dinas Ketahahan Pangan dan Pertanian punya tiga target dalam membangun pertanian Maluku Tenggara, yakni petani sejahtera, kebutuhan pangan terpenuhi, dan tenaga kerja terserap.

“Saat ketiga tujuan ini tercapai, baru kita bahas berikutnya yaitu pendapatan daerah,” pungkasnya.

Adapun salah satu indikator yang digunakan DKPP Malra untuk mengetahui apakah tujuan tersebut sudah tercapai atau belum, yakni melalui pendapatan. DKPP Malra menargetkan pendapatan petani per KK harus Rp 6 juta/bulan dengan luas lahan 50 x 100 meter.

“Target ini masih rendah sebenarnya. Saat ini beberapa petani sudah mencapai target itu, bahkan lebih. Ada pula yang belum,” ungkap Felix.

Editor: Labes Remetwa


“Saat ketiga tujuan ini tercapai, baru kita bahas berikutnya yaitu pendapatan daerah,” pungkasnya.


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU