Festival Maren berbeda dengan festival budaya pada umumnya, kali ini mereka fokus menonjolkan ciri khas dan potensi desa wisata.
Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota Tual menggelar salah satu even akbar pariwisatanya pada bulan ini. Adalah Festival Maren, yang akan dilaksanakan pada 14-22 Oktober.
Kepala Dinas Pariwisata Enggelina Heatubun mengatakan, Festival Maren berbeda dengan festival budaya pada umumnya, kali ini mereka fokus menonjolkan ciri khas dan potensi desa wisata.
Itu dilakukan dengan cara memusatkan kegiatan di tiap desa wisata dan menonjolkan kearifan lokal desa tersebut. Diharapkan dengan cara ini dapat membantu program desa berbasis pariwisata.
“Festival Maren ini beda karena kita mengambil semua unsur, desa-desa wisata dengan semua spesifikasinya itu kita angkat. Karena itu kita bilang ‘Maren’ (kebersamaan/gotong royong), karena dari berbagai macam unsur, berbagai macam kegiatan budaya,” jelas Heatubun.
“Misalnya, di Tual itu ada kegiatan religi yang berkaitan dengan hadarat islami. Di Labetawi dengan nama Festival Woma Lerivun, itu mereka mengangkat permainan-permainan rakyat. Nah, di Taar nanti, itu akan ada dimunculkan atraksi untuk menunjukkan kearifan lokal, seperti ‘buka sasi’ kemudian ada atraksi dari setiap mata rumah,” tambah Heatubun mencontohkan.
Selain di Ohoi/Desa Tual, Labetawi, dan Taar, acara puncak Festival Maren dipusatkan di Lapangan Lodar El. Akan ada kegiatan teatrikal dan berbagai macam lomba.
Dinas Pariwisata, kata Heatubun, terus berupaya menerapkan cara berwisata yang baik dan benar, khususnya dari segi ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara mengenakan karcis masuk dan parkir bagi wisatawan, sesuai dengan ketentuan di lokasi kegiatan.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga:
KOMENTAR TERBARU