Sebelumnya beredar video penemuan dugaan beras sintetis atau berbahan plastik merk Bulog di Kota Tual itu beredar melalui video berdurasi 2 menit 12 detik di media sosial.
Tual, suaradamai.com – Belum lama ini, masyarakat Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara dihebohkan dengan temuan dugaan beras plastik yang diisi dalam karung beras Bulog. Masyarakat khawatir, telah mengonsumsi beras plastik tersebut. Namun, kekhawatiran masyarakat terbantahkan, dengan hasil uji laboratorium sampel beras tersebut di Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristan) Ambon.
Hasil uji laboratorium menunjukkan beras bulog tersebut tidak mengandung plastik. Uji laboratorium tersebut merupakan langkah yang diambil Pemerintah Kota Tual melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tual, Danaryanti Amir, menjelaskan terkait laporan dugaan beras plastik yang didapatkan pada (26/1/20), pihaknya melakukan pengambilan sampel. Selanjutnya, atas hasil koordinasi dengan pihak Disperindag Kota Ambon, pada (27/1/20), sampel tersebut dikirim ke Baristan Ambon untuk uji laboratorium.
Sesuai sertifikat hasil uji dari Baristan Ambon, yang diterima media ini, proses uji analisis laboratorium terhadap sampel beras Bulog Kabupaten Maluku Tenggara yang diajukan Disperindag Kota Tual.
Selanjutnya diteruskan oleh Disperindag Provinsi Maluku, dilakukan pemeriksaaan pada 29 Januari 2020. Hasil uji lab tersebut kemudian diterbitkan pada 3 Februari 2020 dan diterima oleh Disperindag Kota Tual pada 5 Februari 2020.
“Berdasarkan hasil uji kimia yang dilakukan tim Baristan Ambon dengan nomor analisa 04/BIAM/MS/I/2020 menunjukkan bahwa sampel beras Bulog tersebut tidak mengandung unsur asing, termasuk plastik,” tandas Danaryati saat memberikan keterangan pers di Balai Kota Tual, Kamis (13/2/20) pagi.
Dari hasil uji (P60), dari beberapa indikator parameter analisis uji terhadap sampel beras Bulog dimaksud, yakni kandungan bau normal, derajat sosoh 78,95%, kadar air 12,82%, bulir patah 9,3684 gr/100 gr, bulir menir 10,2163 gr/100 gr. Sementara, butir gabah 0,0000 gr/100 gr, benda asing 0,0000 gr/100 gr, bebas dari campuran dedak dan bekatul 0,0000 gr/100 gr. Parameter uji ini berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128-2015.
“Kesimpulannya, dari hasil uji terhadap sampel beras terbukti bahwa beras Bulog yang beredar di pasaran Kota Tual dan sekitarnya adalah beras asli, bukan beras plastik ataupun kandungan benda asing lainnya,” tegasnya.
Hadir dalam konferensi Pers tersebut, Sekretaris Daerah Kota Tual A. Yani Renuat, Kepala Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kabupaten Maluku Tenggara M. Sofiyan Sohilauw, Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kota Tual, Kepala Bagian Ekonomi, Satgas Pangan Polres Malra, dan Rekan Jurnalis.
Sebelumnya beredar video penemuan dugaan beras sintetis atau berbahan plastik merk Bulog di Kota Tual itu beredar melalui video berdurasi 2 menit 12 detik di media sosial sejak Minggu 26 Januari 2020. Video itu sontak menggegerkan masyarakat Kepulauan Kei.
Dalam video yang dibuat seorang warga Fidabot, Kecamatan Dullah Selatan, Kota Tual berinisial AJ menampilkan aksi beberapa Ibu. Ibu-ibu itu mencurigai beras bulog mengandung plastik.
“Beras apa yang tahambur (acak-acakan) macam begini. Katong (kami) makan beras ini macam rasa plastik. Kalau beras biasa yang asli, beras dua kilo air satu sibur (ukuran satu timba air). Kalau yang ini (beras bulog) katong taruh air 10 sibur untuk ukuran 1 kilogram beras,”kata salah satu ibu yang terekam dalam video. (gerryngamel/tarsisarkol)