Beranda Sosial KNPI KKT: HL, Jangan Ajari Rakyat Tanimbar Metode Perjuangan PI 10%

KNPI KKT: HL, Jangan Ajari Rakyat Tanimbar Metode Perjuangan PI 10%

0
KNPI KKT: HL, Jangan Ajari Rakyat Tanimbar Metode Perjuangan PI 10%
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kepulauan Tanimbar menanggapi secara serius pernyataan Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa dalam pernyataannya pada

KNPI Kabupaten Kepulauan Tanimbar menanggapi secara serius pernyataan Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa.


Saumlaki, suaradamai.com – Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kepulauan Tanimbar menanggapi secara serius pernyataan Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa dalam pernyataannya pada salah satu pemberitaan media online pada (11/4/2021).

Ketua KNPI KKT Ongen Layan menilai, pernyataan Lewerisa dalam berita yang berjudul “soal PI 10%, ini kata Hendrik Lewerissa”, telah melukai hati orang Tanimbar.

Dalam berita itu, Lewerissa berkata “agar masalah PI 10% tidak dikelola untuk kepentingan politik dengan memunculkan narasi-narasi heroik untuk dipuji oleh masyarakat Maluku, lebih khusus lagi di KKT. Padahal, pemahaman yang disampaikan justru menyesatkan dan kontra produktif.”

Layan mempertanyakan siapakah yang dimaksudkan oleh Lewerissa tentang oknum yang telah mengelola PI 10% untuk kepentingan politik.

“Perlu kami beritahukan kepada sdr. Hendrik Lewerissa, SH., LLM bahwa seluruh komponen rakyat Tanimbar -termasuk 25 Anggota DPRD KKT yang berasal dari berbagai latar belakang Partai Politik- bersepakat bahwa kepentingan politik dalam perjuangan PI 10% cuma satu, yaitu hak orang Tanimbar atas pengelolaan PI 10% sebagai imbalan atas operasional OLNG di tanah Tanimbar,” tegas Layan dalam rilis yang diterima Suara Damai, Rabu (14/4/2021).

Layan menegaskan, jika ada tokoh-tokoh Tanimbar yang hari ini karena kedudukannya mendapat panggung untuk memperjuangkan kepentingan politik rakyat Tanimbar, itu semata-mata karena jabatan.

Layan meminta agar Lewerissa tidak mengkerdilkan serta melabeli perjuangan ini dengan embel-embel “kepentingan politik”.

“Apakah soal remeh-temeh ini harus kami jelaskan ke orang sekelas sdr. Hendrik Lewerissa, SH., LLM? Tentu kami tidak berharap sdr. Hendrik Lewerissa, SH., LLM sedang memainkan politik faith a conflict kepada kami sesama anak Tanimbar agar saling mencurigai satu dengan yang lainnya,” tegas Layan.

Layan menegaskan, dalam suatu perjuangan, jurus pertama adalah membangkitkan kesadaran rakyat sebagaimana pernah dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan.

“Bung Karno misalnya, memiliki narasi yang sangat heroik ‘berikan aku 10 pemuda, maka aku akan mengguncang dunia’. Demikian halnya Pak Prabowo Subijanto saat mencalonkan diri sebagai Presiden, mengemukakan narasi heroiknya: ‘macan Asia’. Tapi apakah Bung Karno dan Pak Prabowo bermaksud untuk dipuji oleh rakyat? Bukankah tujuannya adalah membangkitkan kesadaran dan semangat rakyat dalam perjuangan? Sehingga narasi-narasi heroik itu lumrah dan bukan barang tabu dalam teori perjuangan,” jelas Layan.

Dia menegaskan bahwa orang Tanimbar tidak butuh pujian, tetapi butuh hak atas PI 10% Blok Masela. Jadi jangan membangun opini dengan narasi tentang perjuangan PI 10% yang mendiskreditkan bahwa seolah-olah berjuang untuk sebuah pujian.

“Kami orang Tanimbar memang tidak sehebat sdr. Hendrik Lewerissa, SH., LLM. tapi budaya dan peradaban yang dibangun oleh leluhur-leluhur kami telah mengajarkan kami tentang cara menghargai milik orang lain, tradisi hidup baku sayang Duan deng Lolat, dan tentu sedikit budaya hidup orang totua Lease ‘sagu salempeng pata dua,” tegas Layan.

Layan meminta Lewerissa sebagai politisi senayan agar membudayakan membaca dan kedepankan “politik kasih”.

“Jika sdr. Hendrik Lewerissa, SH., LLM. masih terbatas dalam literasi soal PI 10% Blok Masela, lebih baik berhenti berkomentar dan jangan lagi mengajari orang Tanimbar tentang bagaimana metode perjuangan PI 10% Blok Masela,” pungkas Layan.

Editor: Petter Letsoin


Layan menegaskan bahwa orang Tanimbar tidak butuh pujian, tetapi butuh hak atas PI 10% Blok Masela.


Baca juga:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini