Pusat industri besar di Maluku hanya bertumpu pada sektor pengolahan perikanan. Tetapi pemanfaatan pun masih belum efektif.
Langgur, suaradamai.com – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, Elvis Pattiselanno menyatakan, wilayah Kepulauan Maluku memiliki potensi sumber daya industri besar yang bisa dioptimalkan secara maksimal guna meningkatan pendapatan perekonomian di daerah.
Menurut Pattiselano, pertumbuhan sektor industri besar dimaksud masih berjalan sangat lamban.
Pusat industri besar di Maluku hanya bertumpu pada sektor pengolahan perikanan. Tetapi pemanfaatan pun masih belum efektif.
Pattiselanno mengaku, faktor utama di balik lambannya pertumbuhan industri tersebut dikarenakan kebiasaan dinas terkait dalam pelaksanaan program lebih dominan mengarah pada pemberdayaan industri-Industri kecil.
“Masih banyak program kegiatan mengarah pada bagaimana memberdayakan industri-Industri kecil dan menengah,” ungkap Pattiselano kepada wartawan di sela-sela Rakor yang berlangsung di Ballroom Grand Villia Langgur (Malra), Senin (24/2/20).
Dia menegaskan, meski industri besar berjalan lamban, namun pihaknya terus berupaya untuk tetap menjaga stabilitas stock produk kebutuhan pokok. Upaya ini, untuk dapat menekan inflasi.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan masyarakat Desa guna menggenjot kemandirian desa melalui anggaran daerah.
“Melalui rapat kordinasi bersama Dinas PMD, telah ditetapkan tiga desa di setiap kabupaten/kota untuk menjadi fokus perhatian semua SKPD yang ada dalam 1 tahun anggaran. Dengan begitu, diharapkan kedepannya desa-desa tersebut bisa menjadi mandiri dan menekan angka kemiskinan,“ ujarnya.
Sementara dari sektor perdagangan, Pattiselanno mengatakan, sarana penunjang akan disiapkan melalui dana APBD Provinsi, Kabupaten/kota, DAK dan juga melalui dana tugas pembantuan. Sarana tersebut guna mendorong daya ekspor hasil olahan industri langsung dari Maluku ke luar negeri.
Bagi masyarakat Kei, Pattiselano menyebutkan, Pelabuhan Yos Sudarso Kota Tual saat ini dijadikan sebagai salah satu pelabuhan ekspor di kawasan timur.
Oleh karena itu, pihaknya telah berkordinasi dengan Kadis Disperindag Kota Tual guna membentuk tim peningkatan ekspor Kota Tual.
“Saya mendorong hal ini supaya hasil industri bisa langsung di ekspor dari Kota Tual, khususnya hasil Perikanan,” akuinya.
Dia menambahkan, apabila rencana sesuai dengan yang dilakukan Sub Sektor Perdagangan Luar Negeri Provinsi Maluku, maka program tersebut juga akan disalurkan ke wilayah kabupaten/kota untuk mendorong peningkatan ekspor di Maluku.
“Naik atau turunnya nilai ekspor merupakan salah satu indikator pengukuran pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jadi kalau nilai ekspornya naik, pastinya akan berpengaruh pada perhitungan nilai pertumbuhan ekonomi,” jelasnya. (gerryngamel/ tarsissarkol)