Produksi yang masih rendah ini disebabkan karena populasi ternak masih sangat rendah.
Tual, suaradamai.com – Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Tual Dominggus Kastanya mengatakan, petani lokal baru penuhi 30 persen kebutuhan daging dan telur di Bumi Maren.
Peternak lokal belum mampu memenuhi kebutuhan 1,7 kg daging dan 365 butir telur per orang/tahun.
Pada tahun 2017, produksi daging di Kota Tual adalah 840 ekor sapi. Sementara produksi telur pada tahun 2017 sekitar 7,7 juta butir telur. Ada 3 peternakan unggas di Tual yang memiliki 21.000 ekor ayam. Pada hitungan kasarnya, 1 ekor ayam menghasilkan 1 butir telur per hari.
Produksi yang masih rendah ini disebabkan karena populasi ternak masih sangat rendah, khususnya untuk sapi. Sedangkan permintaan pasar pada hitungan normal masih tinggi.
Mengatasi persoalan ini, Dinas Pertanian Tual melakukan inseminasi buatan untuk meningkatkan produksi. Inseminasi buatan adalah salah satu prosedur medis untuk mengatasi masalah kesuburan (infertilitas). Inseminasi buatan bertujuan untuk meningkatkan jumlah sperma yang dapat mencapai saluran indung telur (tuba falopi), sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
Permintaan pasar turun
Onggo mengatakan, di masa pandemi Covid-19 saat ini, kebutuhan produk daging dan telur menurun.
“Contohnya pada perayaan Idul Adha tahun 2020 kemarin, angka penjualan hewan menurun, juga permintaan daging di pasaran terkena imbasnya,” ungkap Onggo kepada wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Meski begitu, kondisi ini tidak mempengaruhi produksi peternak lokal. Sebab meskipun permintaan pasar turun, peternak lokal baru memenuhi 30 persen kebutuhan secara keseluruhan.
“Untuk imbas pada untung ruginya, belum sebesar pedagang di kota besar. Masih bisa disesuaikan dengan permintaan pasar, yang cukup lancar adalah telur, tetapi untuk daging, bisa menyesuaikan,” jelas Onggo.
Editor: Labes Remetwa
Peternak lokal belum mampu memenuhi kebutuhan 1,7 kg daging dan 365 butir telur per orang/tahun.
Baca juga: