
Prevalensi stunting pada tahun 2024 ditargetkan ada pada angka 14%, dimana berdasarkan hasil Surveri Status Gizi Indonesia, menunjukan prevalensi stunting di Kota Ambon tahun 2021 menunjukan angka 28,1% dan mengalami penurunan menjadi 21,1% di tahun 2022.
Ambon, suaradamai.com – Balai Kesehatan Paru Masyarakat Provinsi Maluku melaksanakan Pojok Peduli TBC-Stunting Mandiri di Negeri Laha Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon, yang diresmikan secara langsung oleh Duta Perangi Stunting Provinsi Maluku yang juga selaku Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Widya Pratiwi Murad, pada Senin (3/4/2023).
Hadir juga mewakili Gubernur Maluku Murad Ismail pada kesempatan itu Sekretaris Daerah Maluku Sadali Ie, Forkopimda Provinsi Maluku, Penjabat Walikota Ambon, Ketua Tp-PKK Kota Ambon, Forkopimda Kota Ambon, Pimpinan OPD Lingkup Provinsi Maluku dan Kota Ambon, Ketua Dharma Wanita Persatuan Provinsi Maluku, Kepala Balai Kesehatan Paru Masyarakat Provinsi Maluku, Kepala Pemerintahan Negeri Laha, Camat Se-Kota Ambon, Kader peduli TBC-Stunting mandiri Negeri laha, serta pihak terkait lainnya.
Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutannya, menjelaskan bahwa dari Indeks Pembangunan, dalam penanganan stunting dan TBC, negeri Laha termasuk dalam salah satu lokus karena angka prevalensinya yang masih tinggi.
“Berdasarkan data penanganan TBC menunjukan jumlah kasus TBC dalam 3 tahun terakhir cenderung meningkat, dimana pada Tahun 2020 ada 716 penderita, tahun 2021 ada 961 penderita, dan tahun 2022 sebanyak 1.296 penderita. Angka ini menunjukan bahwa tingkat penularan TBC bagi masyarakat di Kota Ambon, masih cukup tinggi, oleh karena itu kita harus terus berupaya dan bekerja lebih keras dan cerdas, guna menekan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, agar Kota Ambon dapat mencapai target eliminasi TBC di tahun 2030 yang akan datang.” jelas Wattimena.
Ia juga mengatakan, prevalensi stunting pada tahun 2024 ditargetkan ada pada angka 14%, dimana berdasarkan hasil Surveri Status Gizi Indonesia, menunjukan prevalensi stunting di Kota Ambon tahun 2021 menunjukan angka 28,1% dan mengalami penurunan menjadi 21,1% di tahun 2022.
“Dalam rangka itu pembentukan desa Peduli TBC-Stunting Mandiri ini, diharapkan menjadi solusi dan motivasi untuk meningkatkan kolaborasi dalam penyelesaian masalah Kesehatan masyarakat.” tambah Wattimea.
Wattimena, juga mengatakan, Desa Peduli TBC-Stunting Mandiri, ini merupakan desa yang pemerintah dan penduduknya memiliki kesiapan dan kemampuan, serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan dalam menangani penyakit TBC dan penanganan stunting secara mandiri di wilayahnya.
“Motor penggerak program ini adalah kader yang dilatih dengan pengetahuan mengenai TBC dan stunting untuk nantinya bertugas pada pojok peduli TBC dan stunting di desa, sehingga masyarakat yang datang untuk mendapatkan pelayanan di kantor desa wajib mendapat informasi dan edukasi mengenai TBC dan stunting.” ungkap Walikota.
Ia juga mengatakan, Pemerintah Kota Ambon dan masyarakat, turut menyambut dengan gembira dan berterima kasih dengan adanya pembentukan desa peduli TBC-stunting di Negeri Laha yang diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Maluku.
Sementara itu Duta Parenting Provinsi Maluku dan Ketua TP-PKK Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan, sebagai upaya bersama untuk menurunkan angka pasien TBC dan prevalensi stunting di Provinsi Maluku.
“TBC dan stunting masih menjadi masalah serius yang perlu penanganan intensif dan komprehensif. TBC dan stunting adalah dua masalah yang saling berhubungan sertta memiliki timbal balik, karena ciri-ciri anak TBC dan stunting hampir sama, dimana berat badan tidak sesuai dengan usia, batuk terus-terusan, dan demam. Saya sangat peduli dengan stunting karena kita harus mempersiapkan anak-anak kita menjadi generasi emas, yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.” ungkap Widya.
Widya menegaskan bahwa ini adalah tanggung jawab bersama terhadap anak-anak di negeri raja-raja ini.
“Kalau bukan kita sekarang yang peduli, lalu siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Ini perlunya Baku Gandeng antara Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, dan TP PKK. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, masyarakat di Negeri Laha bisa peduli akan keberadaaan anak-anak di sini khususnya yang terkena TBC dan stunting.” kata Widya.
Ina Latu Maluku itu juga, mengatakan dari data WHO tahun 2022 Indonesia Kembali menduduki peringkat kedua di dunia setelah India dalam Kasus TBC, di mana Provinsi Maluku sebanyak 48,5% menjadi urutan ke-18 di Indonesia, dari 34 provinsi, dan Kota ambon menjadi peringkat ke-3 dari 11 kabupaten kota dengan presentasi 59,6%.
“Dalam rangka percepatan penanganan TBC dan stunting, peran pemangku kebijakan lintas sektor sangat penting guna mengsinergikan upaya-upaya yang mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di Tahun 2024, yang diharapkan pada tahun 2024 nanti maluku bisa mencapai angka 20%. Mudah-mudahan masyarakat yang ada di negeri laha bisa peduli dengan stunting sehingga kita sama-sama bisa tangani stunting dan TBC di kota Ambon.” Ujar Widya.
Widya juga megatakan Hari TBC sedunia yang diperingati setiap 24 Maret, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak membahayakan dari penyakit ini, untuk itu ia berharap momentum ini, dapat membentuk kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap penyakit TBC sehingga angka penularan dan kematiannya bisa ditekan.
Baca juga: