
Bangun pariwisata Kota Tual dengan konsep ekowisata, community based tourism, dan ABG.
Langgur, suaradamai.com – Dosen Agrowisata Bahari (AWB) Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) Rahmat Abdullah menyarankan kepada Pemerintah Kota Tual untuk mengerahkan semua fokus hanya pada satu destinasi wisata.
Dengan begitu, Kota Tual akan cepat memiliki satu destinasi wisata yang maju. Sehingga mengundang lebih banyak wisatawan berkunjung. Selain itu, desa wisata lain yang ada di Tual akan termotivasi untuk membangun wisatanya.
Baca juga: Polikant Tawarkan Konsep Pariwisata kepada Pelaku Pariwisata di Tual
“Bangun satu dulu, misalnya Ngadi. Bangun di situ dulu. Habis-habisan. Pakai konsep pengembangan ekowisata dan konsep pengelolaan community based tourism dan ABG,” jelas Rahmat kepada suaradamai.com melalui sambungan telepon, Kamis (17/9/2020).
Rahmat menambahkan, konsep ekowisata adalah sebuah konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Sementara konsep pengelolaan community based tourism adalah pengelolaan destinasi wisata berbasis masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat yang kelola. Namun tidak hanya sampai di situ, masyarakat juga membutuhkan triple helix atau ABG – academician (akademisi), bussiness (swasta), dan government (pemerintah).
Diharapkan, dengan fokus pada satu destinasi wisata dan menggunakan konsep pembangunan berbasis ekowisata, serta konsep pengelolaannya community based tourism dan ABG, pariwisata di Kota Tual lebih cepat berkembang dan maju.
Baca juga: Polikant Targetkan Akreditasi Semua Prodi Tuntas Akhir Tahun Ini
“Bali kalau full (penuh), itu tumpah ke Lombok. Lombok kalo full, orang lari ke Labuan Bajo. Jadi fokus satu. Nanti lama lama orang akan cari tempat lain, meskipun tempat lain itu belum dibuka, belum ada fasilitas apapun,” pungkas pria lulusan S2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia Semarang itu.
Editor: Labes Remetwa