Bawang Merah Lokal Malra Kalah Saing dengan Bawang Impor

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menurut Distan Malra, bawang merah lokal lebih unggul. Tetapi 10 dari 10 pedagang dan konsumen di Pasar Langgur mengatakan bahwa bawang merah lokal kalah saing dari banyak segi.

Langgur, suaradamai.com – Bawang merah lokal (Maluku Tenggara) kalah saing dengan bawang merah yang diimpor dari Sulawesi dan Surabaya. Bawang impor lebih digemari para konsumen di Kabupaten Maluku Tenggara dibandingkan bawang lokal yang merupakan hasil produksi daerah itu sendiri.

Tim Suara Damai/ Pilar Timur mewawancarai 5 pedagang/papalele dan 5 pembeli/konsumen di Pasar Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara pada Rabu, (29/1/20).

Kata pedagang/papalele

Hi. Badu (56) mengatakan bahwa kualitas bawang lokal berbeda dengan bawang impor. Menurutnya bawang impor lebih unggul dari bawang lokal. Bawang impor lebih harum dan warnanya kemerah-merahan, dibandingkan bawang lokal yang warna pucat.

Beda kualitas, beda pula harganya. Harga bawang impor lebih mahal dari bawang lokal. Bawang yang diimpor dari Surabaya dijual dengan harga Rp40.000/Kg dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh Rp2000 hingga Rp5000/kg.

Hi. Asana (46) yang juga adalah papalele mengatakan hal yang sama. Ia menambahkan bahwa ukuran bawang impor lebih besar dari bawang lokal. Asana mengimpor bawang dari Makassar dengan harga Rp40.000/Kg.

La mukti (57), pedagang sembako di Pasar Langgur ini mengatakan bahwa harga bawang merah yang diimpor dari Surabaya Rp45.000/Kg. Ia juga sependapat dengan beberapa pedagang lain bahwa kualitas bawang impor lebih baik dari bawang lokal. La Mukti bisa mendapat untung Rp100.000 per hari dari  penjualan bawang impor.

Ical (28), papalele, menambahkan bawang merah impor kualitasnya sangat mendominasi dan bertahan lama dari bawang lokal. Bawang impor memiliki kulit lebih tebal sehingga daya tahan lebih lama.

“95% bawang bawang impor terjamin aman. Sedangkan 5% sisanya itu kerugian yang harus ditanggung akibat rusak dan busuk,” katanya.

Menurut Ical, harga bawang merah impor saat ini Rp48.000/Kg dengan keuntungan Rp.5000/kg.

Amir (28), mengatakan bahwa kualitas bawang merah impor lebih baik dari lokal. Ia duga, bawang merah lokal belum siap panen sudah dijual. Hal tersebut dapat dilihat dari kematangan dan kekeringan bawang.

Amir menambahkan, konsumen lebih tertarik pada bawang impor. Harga bawang impor saat ini Rp.40.000/Kg dengan keuntungan Rp.2000-Rp.5000/Kg.

Kata konsumen/pembeli

Anni (36), mengatakan bahwa dirinya cenderung memilih bawang merah impor. Perbedaannya pada warna, rasa dan aroma. Bawang merah impor lebih tebal sehingga ia suka membelinya.

“Bawang merah impor yang menjadi andalan masyarakat,” kata Anni.

Rama (45), mengatakan salah satu penyebabnya menurunnya kualitas bawang merah lokal adalah kadar airnya tinggi. Sehingga mempengaruhi kualitas bawang itu sendiri.

Udin (41) sependapat dengan konsumen lainnya. Bawang merah impor sangat baik dan memiliki kualitas yang baik, warna dan rasanya yang enak dibanding bawang lokal.

Khakis (37) mengatakan bawang dari surabaya kualitas rasa pedas. Katanya, bawang lokal juga bagus tapi kalah saing dengan dengan bawang impor karena kualitasnya yang lebih baik.

Nani (51) juga mengatakan bawang impor cenderung menjadi target konsumen karena rasanya yang pedas dan wangi saat dimasak. (danielmituduan/labesremetwa)

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU