Wisatawan yang keluar dari diving centre di Malra pasti menyelam di Tual, begitupula sebaliknya, kata Rony.
Langgur, suaradamai.com – Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) Jusron A. Rahajaan menilai, spot diving atau titik selam di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual masih samar-samar.
Banyak dilakukan penyelaman secara sporadis oleh kelompok penyelaman, organisasi, komunitas atau bahkan kegiatan survei pemerintah daerah dengan pihak tertentu. Tapi itu, kata Rony, sapaan Jusron, tidak didokumentasikan sebagai sebuah sistem informasi yang berlaku dan bisa diakses oleh banyak pihak.
Untuk itu, Ketua Polikant Diving Club (PDC) ini meminta Pemda Malra dan Tual untuk bekerja sama dalam upaya menginventarisir spot diving di kedua daerah.
“Saya berharap, ada perencanaan yang komprehensif, pembiayaan yang masuk akal, dan kemudian dilakukan survei inventarisasi dan pemetaan, dan menghasilkan sistem informasi geografis peta selam Kepulauan Kei,” jelas Rony.
Menurut Rony, wisatawan yang keluar dari diving centre Kota Tual bisa dengan speed boat menyelam di Malra. Begitupula, dari diving centre di kabupaten bisa ke spot di Kota Tual. Untuk itu, perlu kerja sama antara kedua pemerintah daerah.
“Kedua pemerintah daerah harus menanggapi ini secara serius, agar pembangunan sektor jasa pariwisata itu bisa kedepan jauh lebih baik,” ujarnya.
Kabar baiknya, Pemkot Tual dan Pemkab Malra sama-sama ingin mengeksplor bawah laut dan menginventarisir spot diving. Lalu keduanya pun ingin menggandeng Polikant Diving Club sebagai mitra yang berkompeten di bidang ini. Tinggal bagaimana komunikasi yang baik antara kedua pihak.
Butuh peralatan yang memadai
Rony mengatakan, peselam di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual semakin banyak. Tahun lalu, atas kerja sama Polikant dengan Dinas Pariwisata Kota Tual, menghasilkan 20 peselam. Dan tahun ini bertambah 30 orang. Polikant juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Malra untuk melatih 40 peselam. Sehingga total ada sekitar 90 peselam di Kepulauan Kei.
Dengan bertambahnya jumlah peselam pemula, maka pengadaan peralatan yang memadai menjadi tugas penting yang harus dikerjakan.
“Kita harus punya peralatan dan media penanganan sakit penyelaman, semua prosedur rescue, semua peralatan rescue, dan termasuk hyperbaric chamber untuk menangani peselam yang sakit maupun terapi standar,” sebut Rony.
Editor: Labes Remetwa
Menghasilkan lebih banyak peselam juga harus dibarengi dengan inventarisir spot diving dan peralatan yang memadai. Ketiga hal ini butuh kerja sama yang baik dari Pemkot Tual dan Pemkab Malra.
Baca juga: