Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) adalah satu-satunya kampus vokasi di Kepulauan Kei (Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara), Maluku.
Langgur, suaradamai.com – Direktur Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) Jusron A. Rahajaan mengungkap rasio lulusan kampus vokasi yang bekerja atau punya pekerjaan, lebih tinggi dari pada lulusan dari kampus akademik.
Hal itu ia sampaikan kepada 100 mahasiswa Polikant yang ikut kegiatan Workshop Manajemen Karir Mahasiswa selama dua hari di Ballroom Lt. 3 Kantor Pusat Polikant, Selasa-Rabu (15-16/10/2024).
Rahajaan menyampaikan hal tersebut kepada mahasiswa guna memberikan motivasi kepada mereka. Ia harap, mahasiswa benar-benar memanfaatkan waktu 3-4 tahun kuliah di Polikant secara baik.
“Jangan takut kuliah di kampus vokasi. Secara nasional, universitas memang lebih banyak lulusan yang bekerja, tetapi kalo rasio lulusan yang bekerja, lebih tinggi Politeknik (kampus vokasi),” jelas Rahajaan.
“Kalo ada 1000 lulusan universitas, yang bekerja 100 [orang] (atau 10 persen yang bekerja). Terus ada 100 lulusan politeknik, yang bekerja 20 [orang] (atau 20 persen yang bekerja). Lulusan politeknik sedikit, tetapi rasio kerjanya tinggi,” imbuh Rahajaan mencontohkan.
Rahajaan menegaskan, hal tersebut bisa terjadi karena memang kurikulum pendidikan vokasi dirancang agar mahasiswa bisa segera bekerja setelah lulus: bisa bekerja atau membuka lapangan pekerjaan.
Perbedaan kampus vokasi dan akademik
Dilansir kompas.com, pendidikan vokasi menekankan keterampilan dan pengetahuan praktis untuk profesi atau keahlian tertentu. Sedangkan, pendidikan akademik menawarkan pendidikan yang lebih luas dan umum yang mencakup berbagai disiplin ilmu.
Dilihat dari fokus dan kurikulum, pendidikan vokasi kurikulum khusus dan praktis dengan fokus pada keterampilan dan kompetensi kerja. Sedangkan pendidikan akademik menerapkan kurikulum yang lebih luas dan umum fokus pada pengembangan ilmu pengetahuan.
Sementara itu, jika dilihat dari presentasi pemberikan materi dan praktik, maka pendidikan vokasi menerapkan 40 persen materi 60 persen praktik. Sedangkan pendidikan akademik menerapkan 60 persen materi 40 persen praktik.
Editor: Labes Remetwa